Rabu, 10 Mei 2017

Temani masa tuamu

Sayang ...
Aku ingin akulah yang pertama mencabut uban di antara helai² rambutmu 
dan menggaruknya ketika engkau mengeluh kulit kepalamu tiba² menjadi lebih 
gatal dari biasanya. Dan ketika helai² itu semakin bertambah dengan suka cita 
aku akan menyisirinya, tak perlu meminta pewarna rambut. 
Sayang ... rambut putihmu kan tampak indah di mataku

Tak perlu khawatir ...
Aku siap mencarikan kacamatamu ketika kamu lupa tempat menaruhnya. 
Atau akan kubuatkan sebuah kotak segala ada, tempat engkau dapat menaruh semua barang dan perkakasmu sesukanya. 
Ketika malam² dingin dan rasa ingin pipis tak tertahan lagi, jangan ragu untuk membangunkanku. Sayang ... ini tanganku di sampingmu jangan ragu jadikan tanganku sebagai peganganmu yaa ... 

Sayang ...
Aku tidak menginginkan yang muluk². Aku ingin mendampingi masa tuamu, 
Aku ingin tua di sampingmu, bersamamu ...

Sehat, sehatlah sayang ...
Agar engkau juga sempat meraba kepalaku yang ditumbuhi uban, 
agar sempat aku memamerkan gigiku yang mulai tanggal.

Sehat, sehatlah sayang ...
Agar ketika kita tua, kita masih sanggup menemani anak cucu kita bermain bersama. Atau sekedar mengunjungi mereka saat hari libur tiba. Kupikir lebih 
baik kita saja yang mengunjungi mereka sambil membawakan makanan kesukaan mereka. Mungkin nanti anak cucu kita akan lebih sibuk dari hari² sibuk yang kita jalani sekarang. Kita akan jadi orang tua yang paling pengertian, ya kan Sayang ...??

Sayang ...
Aku ingin tetap mesra bersamamu hingga tua. Tetap membisikkan kata cinta, 
meski pendengaran kita semakin berkurang. Jangan malu untuk sedikit berteriak 
di telingaku ya ...?! Kau tahu, aku sangat suka mendengarkan ungkapan sayangmu.

Ku ingin kita ...
Tetap saling memanja, semampu tenaga yang masih kita miliki. Anak, cucu, ponakan dan keluarga kita pasti akan menyangi kita berdua, tapi percayalah aku yang paling tau cara memanjakanmu demikian engkau yang paling tau cara memantik binar di mataku.

Bila waktu memang menggerus banyak hal ...
Bila usia memang mengikis banyak hal ...
Aku berharap, semoga itu bukan cinta dan kasih sayang kita.

Bila memang tiada yang abadi ...
Bila memang semua akan berakhir...
Bila memang semua akan terhenti ...
Aku berharap, sepanjang waktu yang kita miliki, temani aku untuk melakukan yang terbaik untuk cinta yang kita punya. Menjadikan cinta dan hubungan yang kita bina sebagai anugerah paling indah dan paling berharga.

Apapun boleh berhenti, tapi tidak dengan niatan tulus untuk saling mengasihi.
Apapun boleh usai, tapi tidak dengan upaya gigih untuk saling mejaga, 
upaya gigih untuk saling membahagiakan.

Sayang ...
Hari ini, menit ini, detik ini, aku seperti bisa menatap proyektor besar tak bertepi, memutar film tak berjudul yang kita perankan, ada dua tangan keriput yang saling menggenggam. Tanganku dan tanganmu.

Tapi ketika adegan berganti, saat film hampir usai, aku tak sanggup lagi menatapnya, semua menjadi kabur dan basah oleh Air Mata.

Tuhan ini salahsatu mimpi terindahku untuknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar