Rabu, 10 Mei 2017

Terjebak rindu

Hey objek rindu paling jitu,

Boleh menitipkan beberapa pinta dan tanya? Khawatir sedang mengalir karena kabar darimu pun belum juga hadir. Jarak seperti bisa membom bordir, hingga seisi penjuru hati bergetar-getir. Bisakah datang dirimu ketempat kakiku berpijak? Jika semesta menyetujuinya, aku pasti takkan mau beranjak. Rinduku beranak pinak, bertemu adalah satu-satunya pintaku.

Hey kamu, pemilik nama yang berputar-putar terus dalam tempurung kepala. Adakah debar ini menggema hingga ke sana? Asal kamu tahu, senyummu itu candu. Memandu ekor mata ke arahmu, mencipta berjuta-juta percik rindu. Sungguh, betapa bertemu denganmu adalah yang selalu kutunggu-tunggu. Semoga aku bukan dianggap pengganggu, sebab rasa ini terlalu membelenggu.

Seperti hari-hari biasanya, rinduku selalu kalah oleh sesuatu yang senantiasa berada di antara kita. Rinduku enggan untuk mengalah, pun untuk sekadar membiarkan pikiranku menyerah. Ia mendambakan sebuah pertemuan, di mana aku dan kamu saling berbagi peran. Pada setiap kecilnya kesempatan, ia selalu menaruh harapan.

Seperti hari-hari biasanya, rindu ini hati-hati meniti jarak yang kita bentang bersama. Setiap hari, sedikit demi sedikit, melahap jarak-dan waktu dengan doa-doa yang kemudian menua dalam air mata. Aku tak akan menyerah pada jarak, kamu pun tidak ingin dikalahkan waktu. Kita bertaruh dengan tuhan, bahwa jarak hanya ujian—bukan awal perpisahan yang kelak melahirkan ketiadaan.

Jarak itu pengarak rindu. Dan rindu seperti perantara aku dan kamu. Mereka seperti kado istimewa dari pencipta. Lewat jarak, rindu merangkak. Meskipun kepastian belum ada di tangan, tapi rindu bisa kupertahankan. Untuk mendekatkan kita yang berjauhan. Mungkin banyak yang menyepelekan perasaanku. Katanya sia-sia menunggumu. Tapi setidaknya, rindulah guru yang mengajariku untuk sabar menunggu.

Semestinya Tuhan membuat hati kita berikut tombol pengaturnya, sehingga rindu tak perlu berlebihan melebihi porsinya. Aku tak tahu apa yang meracuniku. Seolah setiap pejam seperti sia-sia, sebab bayangmu ada di balik kelopak mata. Seolah setiap tarikan nafas terlampau sesak, sebab gemuruh dada terus mendesak. Tahukah kamu? Bahkan sebuah pesan balasan dengan ajaib bisa meyakinkanku bahwa kita berdua mengamini doa yang sama. Semoga benar begitu adanya.

Meski ragu pernah datang dan memorak-porandakan hati yang sudah sepenuhnya berserah. Yang jelas aku di sini sedang menggenggam erat percaya, bahwa selanjutnya kita bisa terus melangkah bersama. Di antara doaku dan doamu yang sedang menuju pada Sang Maha, harapan sedang tergantung tinggi di sana, menunggu untuk dijadikan nyata.

Maka mengalirlah di air mataku, kamu yang selalu mengisi malamku. Hiduplah dalam kata-kata, kamu yang menghangatkan doa-doaku. Kuatkan dada ini, dermaga yang akan jadi tempat lelahmu berlabuh. Mengikatlah sauhmu pada lingkaran tanganku, dimana pelukan yang senantiasa kuimpikan, kita wujudkan menjadi selamanya.

Entah apalagi yang bisa ku percayai lewat jarak yang membatasi. Mana kutahu soal gerak-gerikmu di detik yang siap berlalu? Mana bisa ku terima pelukan pereda kesesakan? Mana bisa menahan ingin dan angan yang terus berhamburan?

Tapi aku hanya bisa mempercayai hati yang kerjanya hanya bisa mencintai. Aku hanya bisa mengiyakan segala kemungkinan dan menaruh doa hanya pada Tuhan. Lalu apa lagi selain kerjasama semesta yang siap berkonspirasi. Perlu kau tahu, adamu bisa menyentil rindu hingga ke samudra terluas itu. Bisakah kau mewujudkan itu?

Biarkan aku menghafal bekas langkahmu, jejak dari apa yang mungkin kusebut penyebab rindu. Biarkan aku mengingatmu lekat-lekat. Sambil dalam hati, aku mengeja namamu lambat-lambat. Kupanggil pusat rasamu mendekat, agar rindu yang terasa tak lagi mempunyai sekat. Dari jauh aku menanti, apa yang sanggup kamu berikan sebagai jawaban dari hati.

Jika kelak raga saling bertemu, jangan biarkan bibir saling membisu. Lunasi hutang rindu itu. Bayar dengan semua persediaan waktu. Sebab tak pernah ada peluk yang cukup erat untuk rindu yang terlanjur mengikat.

Biarkan aku terus menunggu tanpa ragu, biarkan aku terus berharap untuk satu sebab; dan sudah kamu ketahui jawaban di balik setiap mengapanya. Jarak memang seharusnya tidak begitu menakutkan. Karena kenyataannya, kamu tidak pernah menjadi lebih jauh dari pikiran. Kamu memenuhi dan mengelilinginya, namun selalu sanggup membuatku merasa nyaman.

Penantianku selama ini, telah memberiku terlalu banyak. Suatu hari nanti, mungkin aku tak mampu lagi menahan sesak. Sedemikian rindu, semakin sendu. Pilu menoreh badan, sedu makin sedan. Aku mau kamu, dan hanya mau kamu.

Datang dan berpeluklah, jangan biarkan para camar mengejekku setiap pagi. Kembali dan tinggal, jangan biarkan malam-malam kuhuni sendiri. Suatu hari nanti, tiada lagi kekuatan yang mampu menahan, keberadaanmu yang hanya dalam angan, ketiadaanmu dalam pelukan.

Jika menunggu adalah pilihan satu-satunya, aku rela. Jika sepi sudah mulai menghuni, jangan gengsi untuk mencariku terlebih dahulu. Jika tak punya ruang untuk sekedar mencari tenang, kau tahu kemana harus pulang. Karena kepulanganmu adalah tiket kebahagiaanku. Jarak membisu di perempatan waktu, menunggu kita secepatnya menyusun temu.

Kukira mustahil mewujudkan hal yang semula nihil, Seperti halnya debar yang tak mau mengecil, sejak hatiku kamu ambil. Dan rencana-rencana yang kita susun demi sebuah pertemuan, semoga akhirnya mewujud jadi kebahagiaan. Jarak tak pernah nyata. yang nyata hanyalah rindu kita. Semoga segera tiba saatnya, ketika tak lagi ada sendu di sela-sela nafasku, sebab ada hadirmu di situ.

Harusnya aku yang di sana

Setiap malam, selama jutaan detik kulewati untuk menunggu. Menunggu suatu waktu, saat kamu benar-benar menyiapkan ruang untukku. Menunggu waktu saat aku dijadikan tujuanmu. Ketika nama kita tak terblokir dari garis takdir. Ketika angan-angan tak sebatas khayalan tapi bisa menjadi kenyataan. Aku ingin yang di pikiranmu bukan lagi masa lalu, tapi aku. Aku ingin rasa yang kita punya seperti pinang dibelah dua, supaya tak ada salah satu yang merasakan kecewa.Untuk setiap kata sapa yang selalu hadir mengisi hari dan memberi secercah senyuman, aku berharap semoga impian kita bertemu di satu jalan, kemudian Tuhan mengizinkan. Ketika aku bahagia karena kita, aku ingin kamu juga merasakannya karena hal yang sama. Aku ingin menjadi yang dipilih oleh semesta, sebagai sosok yang akan melengkapimu pada akhirnya.

Keinginanku sederhana kan, ya? Aku hanya ingin kita mengaminkannya, lalu Tuhan bilang iya. Tapi entah ada rahasia apa di balik semesta hingga sekarang kita belum bersama. Di antara dua kemauan yang terpisah, aku merasa serba salah. Aku coba merapikan perasaan agar tak terlalu lugu saat kau terbangkan. Tapi, beberapa kali tanpa sadar kau tarik harapan itu dengan tali. Terbang begitu tinggi entah berapa kaki dari bumi. Sedangkan hati tak punya jaminan apa-apa jika nantinya kau buang segala harapan itu ke bumi. Kadang, aku ingin memperjuangkanmu dengan caraku. Tapi memperjuangkan hati agar tak kecewa lagi adalah dengan membuangmu jauh-jauh dari hati. Lagi-lagi aku benci dengan apa yang disuguhkan semesta sebagai pilihan. Permintaanku yang lain pun cukup sederhana; hanya ingin melihatmu tersenyum bahagia. Walau untuk mewujudkannya bisa dengan mengorbankan kebahagiaanku sendiri. Tapi kadang aku memilihnya karena tak ada pilihan lagi. Di mataku kamu lebih dari sekadar istimewa, maka aku mau untuk memberikan segalanya. Karena kupikir, kita berdua akan selamanya. Ah tapi kata ‘selamanya’ hanya ada dalam dongeng nampaknya. Bukan aku tak percaya soal cinta. Tapi beginilah buktinya kita.

Setelah memupuki harapan-harapan, kamu justru memberi suatu ledakan. Panah cupid tak salah sasaran kan? Mengapa tetiba fokusmu teralihkan? Katanya hatimu sedang hampa, tapi mengapa sosok itu terlihat istimewa di matamu. Tersita segala ruang utama di hatimu untuknya. Kemudian kusadari, ada impian yang memang seharusnya terhenti. Ada rasa yang seharusnya rapat-rapat terkunci. Ada yang tetiba berlabuh di lain hati, padahal sudah sempat singgah selama berhari-hari. Mungkin memang kita tidak untuk bertemu, lalu saling melengkapi. Mungkin memang dengan cara seperti ini kita harus segera mengakhiri.

Temani masa tuamu

Sayang ...
Aku ingin akulah yang pertama mencabut uban di antara helai² rambutmu 
dan menggaruknya ketika engkau mengeluh kulit kepalamu tiba² menjadi lebih 
gatal dari biasanya. Dan ketika helai² itu semakin bertambah dengan suka cita 
aku akan menyisirinya, tak perlu meminta pewarna rambut. 
Sayang ... rambut putihmu kan tampak indah di mataku

Tak perlu khawatir ...
Aku siap mencarikan kacamatamu ketika kamu lupa tempat menaruhnya. 
Atau akan kubuatkan sebuah kotak segala ada, tempat engkau dapat menaruh semua barang dan perkakasmu sesukanya. 
Ketika malam² dingin dan rasa ingin pipis tak tertahan lagi, jangan ragu untuk membangunkanku. Sayang ... ini tanganku di sampingmu jangan ragu jadikan tanganku sebagai peganganmu yaa ... 

Sayang ...
Aku tidak menginginkan yang muluk². Aku ingin mendampingi masa tuamu, 
Aku ingin tua di sampingmu, bersamamu ...

Sehat, sehatlah sayang ...
Agar engkau juga sempat meraba kepalaku yang ditumbuhi uban, 
agar sempat aku memamerkan gigiku yang mulai tanggal.

Sehat, sehatlah sayang ...
Agar ketika kita tua, kita masih sanggup menemani anak cucu kita bermain bersama. Atau sekedar mengunjungi mereka saat hari libur tiba. Kupikir lebih 
baik kita saja yang mengunjungi mereka sambil membawakan makanan kesukaan mereka. Mungkin nanti anak cucu kita akan lebih sibuk dari hari² sibuk yang kita jalani sekarang. Kita akan jadi orang tua yang paling pengertian, ya kan Sayang ...??

Sayang ...
Aku ingin tetap mesra bersamamu hingga tua. Tetap membisikkan kata cinta, 
meski pendengaran kita semakin berkurang. Jangan malu untuk sedikit berteriak 
di telingaku ya ...?! Kau tahu, aku sangat suka mendengarkan ungkapan sayangmu.

Ku ingin kita ...
Tetap saling memanja, semampu tenaga yang masih kita miliki. Anak, cucu, ponakan dan keluarga kita pasti akan menyangi kita berdua, tapi percayalah aku yang paling tau cara memanjakanmu demikian engkau yang paling tau cara memantik binar di mataku.

Bila waktu memang menggerus banyak hal ...
Bila usia memang mengikis banyak hal ...
Aku berharap, semoga itu bukan cinta dan kasih sayang kita.

Bila memang tiada yang abadi ...
Bila memang semua akan berakhir...
Bila memang semua akan terhenti ...
Aku berharap, sepanjang waktu yang kita miliki, temani aku untuk melakukan yang terbaik untuk cinta yang kita punya. Menjadikan cinta dan hubungan yang kita bina sebagai anugerah paling indah dan paling berharga.

Apapun boleh berhenti, tapi tidak dengan niatan tulus untuk saling mengasihi.
Apapun boleh usai, tapi tidak dengan upaya gigih untuk saling mejaga, 
upaya gigih untuk saling membahagiakan.

Sayang ...
Hari ini, menit ini, detik ini, aku seperti bisa menatap proyektor besar tak bertepi, memutar film tak berjudul yang kita perankan, ada dua tangan keriput yang saling menggenggam. Tanganku dan tanganmu.

Tapi ketika adegan berganti, saat film hampir usai, aku tak sanggup lagi menatapnya, semua menjadi kabur dan basah oleh Air Mata.

Tuhan ini salahsatu mimpi terindahku untuknya

Selasa, 09 Mei 2017

Cerpen Senyum Terindah dan Terkahir Untukmu

“Momo..” Panggil seseorang dari belakang. sebut saja Reki

Reki adalah sahabat sekaligus pacar momo. Ganteng, cool, dan mungkin yang membuat seluruh cewek tertarik adalah rambutnya yang JIPRAK, dia juga tinggi, putih and PINTAR.
.
Momo adalah pacar Reki. dia juga sama dengan Reki, tinggi dan putih.

“eh kamu ki, ada apa kangen ya?” Godaku. “ihh, Ge-eR banget sih kamu” kata Reki pura-pura cuek “oh, jadi gak kangen ya sama aku?” balasku, dengan murung “ya kangen lah, siapa sih yang gak kangen sama kamu” kata Reki, sambil mencubit kedua pipiku “aww, sakit tau!!” kataku sedikit kesakitan dan memegang kedua pipiku yang merah akibat cubitan Reki “wkwkwk, kamu sih gemesin” balas Reki tertawa melihat ekspresiku yang menurutnya LUCU “auu ahh” kataku sedikit ALAY

Tiba-tiba saja pandanganku kabur.
aku tak sadarkan diri.

“Mo.. Mo, kamu kenapa? Mo, bangun mo!” kata Reki sambil menggoyang-goyangkan tubuhku yang tergeletak lemah di tempat tidur UKS.

(Momo, ya. dia mempunyai suatu penyakit yang tak ada seorang pun yang tahu, kecuali ibunya.
Bahkan ayah dan Reki pun tak tahu tentang penyakit momo.
  Momo sering jatuh pingsan dan mimisan).

Aku berusaha sedikit membuka mata, dan akhirnya aku berhasil.

“Mo, kamu udah siuman?” Kata Reki sambil menggenggam tanganku erat.
tampaknya dia sangat khawatir dengan keadaanku. “Aku dimana ki?” tanyaku “kamu di UKS, kamu pingsan tiba-tiba saat kita berjalan tadi” kata Reki menjelaskan.

Aku berusaha mengingat apa yang terjadi, namun NIHIL, kepalaku sakit untuk mengingat semua itu.

“ki, maafin aku ya, udah buat kamu repot” kataku membalas genggaman tangan Reki “engga mo, itu semua udah tugas aku sebagai pacar kamu” kata Reki sambil menatapku serius “aku sudah membaik, sebaiknya kita pulang” ajakku pada Reki “kamu yakin ingin pulang?” tanya Reki meyakinkan “iya” aku mengangguk “baiklah” kata Reki sambil membantuku bangun dari tempat tidur menyebalkan itu.

Hari ini, adalah hari Minggu, aku dan Reki sudah berjanji untuk pergi ke taman.
Tinn.. Tin… bunyi klakson sepeda motor Reki sudah berbunyi. Sepertinya dia sudah datang.
aku sengaja menyuruhnya untuk naik motor, karena aku lagi BM (bad mood) untuk naik mobil.
aku segera turun dan menghampiri PANGERAN’ku itu. “Pagi bidadari cantik” sapanya “Pagi pangeran kece” balasku sambil mengedipkan sebelah mataku padanya “Sudah siap untuk hari ini?” tanyanya lagi dengan membalas kedipan mataku. “Siap dong, Lets GO” kataku sambil menaiki motor besarnya itu.
Ku harap sesuatu buruk tak terjadi. “Yuhuuuiii…” Soraknya seru!

“Mo, kita cari tempat duduk aja yuk” ajak Reki, saat dia selesai memarkir motornya. “ayo deh.” kataku, mengiyakan ajakannya

Setelah menemukan tempat duduk yang tepat, aku dan Reki pun memulai pembicaraan.
  Walaupun sudah lama pacaran aku dan Reki masih belum handal untuk memulai suatu pembicaraan. Waktu santai lebih banyak kami habiskan dengan berdiam diri, saling menatap, dan menggenggam satu sama lain.
    “eh ada ice cream tuh” kata Reki, menunjuk ke tempat penjual ice cream itu berada.
  Nampaknya dia mulai bosan dengan keadaan yang bungkam ini. “ehm terserah kamu aja deh ki” Jawabku “ya udah yuk!” ajak Reki. Dia segera menggandeng tanganku dan menarikku ke tempat penjual ice cream itu.

Aku dan Reki berjalan menuju penjual ice cream itu. Kami berdua memang suka sekali makan ice cream, setelah membeli 2 ice cream, kami berdua kembali ke tempat duduk. “enak ya ice creamnya” kata Reki, sambil tersenyum padaku. “iya enak banget” jawabku, sambil membalas senyumannya. “Moo…” kata Reki menatapku serius. “ada apa ki?” tanyaku heran “kamu sakit?” tanyanya tiba tiba, yang sontak membuatku kaget! “haa? e.. eng.. enggak kok” Jawabku sedikit berbohong, tak mau orang yang di depanku ini ikut merasakan betapa perihnya sakit ini. Cukup aku yang tau ya! begitu pemikiranku. “emm, emang ada apa?” sambungku “darah… hidung” katanya sambil menunjuk hidungnya sendiri.
  Ku lihat dia segera mengambil tisu di dalam tasnya dan mengelap darah yang keluar itu dengan sangat hati-hati. “Moo, tolong ya, jujur sama aku, kamu sakit apa?” tanyanya mengulang pertanyaan yang tadi. “ki, mungkin aku cuma kecapekan aja, kamu lihat sendiri kan, akhir-akhir ini tugasku menumpuk, ya jadi mungkin faktor kecapean aja” Jawabku meyakinkan Reki “ehmm, udah deh ki,
kamu gak usah terlalu banyak mikir.
Aku gak papa kok, kalau aku sakit aku pasti bilang sama kamu. udah,
jangan khawatir lagi ya..” kataku lagi, sambil memegang kedua pipi pria yang ada di depanku ini. Ku lihat raut wajah khawatir yang tak dapat disembunyikannya itu.
“Hhh.. ya udah lah, kalo kamu sakit bilang aku ya..” katanya. “pasti.” jawabku singkat sambil mengacungkan kedua jempolku. “pulang yuk,” ajaknya tiba-tiba “loh? kok mendadak gini sih, jalan-jalannya gimana?” “kapan-kapan aja ya, lagi gak enak badan nih,” “yaelahh, ya udahlah, Yuk,” ajakku menarik tangannya dan segera pergi. ‘aku yakin momo, kamu pasti sakit’ batin Reki “hey jangan ngelamun aja dong!. yuk pulang” kataku membuyarkan lamunannya.
aku tahu dia pasti memikirkanku, ‘maafin aku ki, aku belum bisa jujur sama kamu saat ini’ batinku “”

Motor besarnya pun kembali melaju. Aku merangkul pinggangnya, ku sandarkan kepalaku di pundaknya. Aku ingin membahagiakannya saat ini, sebelum bumi menelanku.

Sesampainya di depan rumahku, dia mengecup keningku dan langsung melaju pergi begitu saja. TANPA SATU KATA PUN.
Aku segera berlari menuju kamarku, tak kuhiraukan suara Ibu yang berteriak memanggilku.
Segera kututup pintu itu, ku kunci, dan mengambil buku diary kecil dalam laci belajarku.

Dear diary, apakah aku jahat? sejahat apakah diriku ini? orang sebaik Reki pun aku bohongi aku yakin, hanya aku orang paling jahat di dunia ini

Aku menghentikan untuk menulis diary dan segera mengambil kertas untuk menuliskan sebuah surat untuk Reki.
Entah sampai kapan aku akan menyembunyikan ini darinya.

Esoknya… “momo..” suara itu lagi, suara hangat yang selalu ingin kudengar. Reki. orang itulah yang mempunyai suara hangat ini. “hay ki, gimana tugasnya? udah selesai?, kalau belum sini aku bantuin” “udah kok mo, makasih. Tapi moo.. kamu sakit? kok wajah kamu pucat gitu?” Tanya Reki heran “sakit? egak kok, aku baik-baik aja. Mungkin aku make bedaknya kebanyakan. Hehehe” candaku “egak mo, aku tahu kok bedak itu gimana, dan ini sama sekali bukan warna bedak.
Kamu kan juga pernah bilang ke aku, kalo kamu gak pernah pake bedak.” Katanya yang langsung membuatku bungkam. “tuh kan Reki, kamu itu berlebihan tau gak?, aku gak papa ki, kamu dari kemarin curiga banget sih. Udah yuk ke kelas.” ajakku untuk mengalihkan perhatiannya. “Moo, pliis, kamu jujur sama aku, kamu sakit apa? parah? sampai kamu gak mau bilang ke aku.” Katanya menghentikan langkahku,
dia memegang pundakku dan menatapku tajam, seolah aku tak bisa bohong lagi.
Aku mengalihkan tatapanku darinya, aku benar-benar tak tahu apa lagi yang harus kulakukan sekarang. “Kii, plis, cepat atau lambat kamu akan tau semuanya” jawabku berlari menuju kelas dan meninggalkannya sendiri yang masih mencerna kata-kataku

“apaaa? Momo masuk rumah sakit? ya tante, Reki segera kesana.
Baik tan” Reki langsung menancap gasnya ke rumah sakit yang disebutkan oleh Tante mita, ibu momo.

Sesampainya di rumah sakit, Reki sedikit berlari menuju kamar 013 yang dismskan oleh tante mita. “gimana tan? Momo udah siuman?” Tanya Reki menghampiri Tante mita yang sedang duduk diluar. “hiikkss… penyakit momo udah stadium akhir ki, tante gak tau lagi mau gimana. Kata dokter, umur momo udah gak panjang lagi, dan yang paling tante sedihkan, umur momo udah gak sampai 24 jam ki.” Tangis tante mita semakin menjadi-jadi. Reki heran, stadium akhir? apa maksudnya? Momo kan gak sakit. “tunggu tan, Reki mau tanya, sebenarnya momo sakit apa?” tanya Reki “jadi momo belum bilang kekamu?” tanya tante mita heran.
Beliau kemudian menghapus air matanya dengan punggung tangannya dan mengalihkan pandangan tajamnya menuju Reki “bilang? bilang apa tan?, momo gak pernah bilang apa-apa kok ke Reki” kata Reki heran. “jadi.. Momo menderita kanker otak. Dia menyembunyikan penyakit ini dari kamu dan papanya. Tapi beberapa hari yang lalu, tante udah nyuruh momo buat bilang ke kalian berdua, dan tante pikir kamu sudah tau Reki..” kata tante mita. Air matanya kembali membasahi pipi mulus pemiliknya. “jadiii…?” gumam Reki panjang.

“Rekii.. Momo sadarrr..” teriak seorang ibu dari dalam ruang inap itu.
Yang dipanggil pun segera masuk dan memeluk mesra seseorang yang bernama momo itu. “Moo, kenapa sih kamu nyembunyiin ini dari aku.. kenapa kamu gak bilang ke aku dari awal mo?” todong Reki pada momo yang saat ini tergeletak lemah di atas kasur menyebalkan menurutnya. “aku cuman gak mau buat kamu repot ki,
aku gak mau buat kamu sedih.
Cukup aku yang merasakan ini semua.” Kata momo lemas. “tapi moo, aku gak sanggup buat kehilangan kamu. Jangan tinggalin aku ya mo” pinta Reki. Momo tidak menjawabnya.
Momo langsung menoleh pada ibunya. “maaa, momo ke taman dulu ya sama Reki.” Pinta momo pada ibunya. “tapi mo, kondisi kamu lagi gak baik.” Kata tante mita, cemas. “pliss ma, bentaar aja.” Kata momo lagi. “baiklah, ki hati-ati ya..” kata tante mita pada reki “baik tante” jawab Reki

“kenapa sih kamu minta kita ke taman?, kondisi kamu kan masi belum membaik mo.” Kata Reki saat mereka telah berada di taman. “aku hanya ingin meninggalkan dunia di tempat terindah dan bersama orang yang kusayang..” kata momo, menatap Reki.
Reki pun berjongkok menjajarkan dirinya dengan kursi roda momo. “Mo, apapun yang terjadi itu udah takdir Allah, kita gak bisa ngerubah segalanya. Aku tahu moo, kamu pasti kuat.” Kata Reki menyemangati momo “Ki, aku udah gak kuat ki, hidupku di dunia udah cukup ngebuat orang di sekelilingku susah.
Aku kasihan sama mereka ki.” Kata momo, air mata pun mengalir dari kelopak mata indah milik momo. “Moo, udah dong, kamu gak usah nangis.
Kamu gak cengeng kan.
Kamu kuat  ♡̬'šª♈άϞƍ'♡̬  ..” sahut reki. “kii, tolong sebutin permintaan yang kamu mau dari aku sebelum aku pergi.” Kata momo “Sstt, jangan ngomong gitu dong mo.” “kii, plis sebutin aja..” pinta momo, memelas pada Reki yang telah menggenggam erat tangannya.. “hhh…” Reki menghela nafas lalu menuruti apa yang diperintahkan momo. “aku gak mau apa-apa mo dari kamu. Aku Cuma butuh senyum terindah dari kamu itu aja” kata Reki. “aku akan ki, aku akan senyum seindah mungkin.” Kata momo, menangis dan menunjukkan senyum terindah yang dimilikinya. Beberapa menit kemudian, momo sudah tidak ada. Reki menangis dan berteriak meneriakkan nama momo..

END

Dagdo nyto Dªк̲̣ jadi cuma cerito b

Cerpen Inilah cinta

Namanya adalah momo amoy geosya :),
seorang perempuan yg mencintai lelaki tampan tanpa berani untuk mengungkapkan perasaannya,
sehari2 yg selalu dia lakukan adalah selalu memperhatikan lelaki yg bernama reki anggara dari kejauhan,
seorang laki2 yg menurut momo sangat sempurna dg segala kemewahan yg dimilikinya
.Reki anggara adalah anak dari pemilik sekolah tempat momo bersekolah yaitu di SMA RA,
dia orangnya memang sangat tampan dg kulit yg putih,
badan atletis dan cukup tinggi layaknya seorang olahragawan,
memang momo berfikir bahwa kisahnya ini tak ayalnya adalah seperti sebuah sinetron dg pemeran utama yg mencintai seorang pemuda kaya raya dan pada ahirnya mereka akan berahir bahagia namun apakah itu akan terjadi pada kehidupan momo yg sesungguhnya??
entahlah, momopun tak bisa menjamin apakah kisahnya akan berahir bahagia seperti di sinetron.
Momo memanglah anak yg terlahir dari sebuah keluarga sederhana dgn kebutuhan yg serba terbatas
namun satu keahlian yg dimiliki oleh momo yaitu otaknya yg terbilang cerdas hingga dia bisa masuk di SMA RA yg terbilang cukup elit & momo juga memiliki suara yg sangat merdu dan setiap ada pentas atau acara husus pasti dia yg disuruh untuk menyanyi,
namun walaupun sekolah itu terbilang elit tapi tak semua siswanya yg tergolong dari keluarga elit,
siapapun boleh masuk disana asalkan mereka mempunyai keahlian yg memadai??saat ini momo masih menduduki usia 16 tahun jalan,
dia sendiri mendapat kelas XII IPA 1 dan kebetulan juga dia sekelas dgn reki.
‘’momOoooOooo’’teriak mita sahabat terdekat momo dari ia pertama kali memasuki SMA ini dan mitapun tahu segala sesuatu tentang momo
termasuk tentang momo yg menyukai reki

‘’ya allah nih anak,molor apa mati sih?’’rutuk mita karna dari tadi dia sudah teriak2 membangunkan momo yg sedang tertidur dibangku taman sejak keluar main tadi
namun momo masih tak mau bangun2 juga? mitapun mempunyai satu cara ampuh untuk membangunkan momo.
‘’hwaaa ayam,bebek kodok angsaaaaaa’’teriak momo spontan langsung bangun berlari muter2 di sekitar taman?
Mita yg melihatnya jadi tertawa ngakak sendiri.
‘’hahahaahahaahaaa’’
tertawa mita tak henti2nya melihat momo yg seperti itu
ternyata cara ampuh untuk membangunkan momo tidak pernah gagal yaitu dg cara mita menangkap seekor capung yg kebetulan hinggap didahan kembang
lalu mengarahkannya ditangan momo dan membiarkan capung itu menggigit momo hingga momopun histeris tak karuan
‘’aaaahhh mitaaaa lo jaiiil amet sihh,gue kira apaan’’sungut momo kesel begitu menyadari kehadiran mita yg tengah tertawa melihat aksinya??
‘’hahaa sory2,abisnya sih lo,gue bangunin nggax bangun2 terpaksa deh pakek cara ampuhnya heee’’
Mita cengengesan sambil menghampiri momo yg masih syok
‘’emang lo pikir apa?ayam??bebek?,kodok atau angsa hmppp’’tanya mita menahan tawanya agar tak keluar lagi,
Mita sangat tau hewan2 yg disebut tadi adalah hewan2 yg sangat ditakuti oleh momo
‘’ihh nggax lucu mimit !
kekelas aja deh yuk’’
ajak momo dan langsung berjalan duluan meninggalkan mita,
Mitapun mengejar langkah momo berusaha mengembalikan moodnya agar kembali baik.
hingga pelajaran pun dimulai hingga tiba saatnya pulang sekolah,
seperti biasanya momo selalu pulang paling ahir hanya untuk bisa melihat reki pulang terlebih dahulu dan mita pun setia menemani momo,
hingga saat sudah merasa reki sudah pulang barulah mereka pulang.
‘’halooo momooooooo’’sapa mita begitu kencang melalui handpone
‘’ada apa sih mit nelpon2,udah jam seginii lagi,lo insomnia hah’’
jawab momo dgn suara serak karna mita nelpon saat dia sudah terlelap,bagaimana tidak saat ini jam menunjukkuan jam 01:13
‘’aduuhh moo gue udah nggax sabar liat lo nyanyi besok dipentas sekolah tau’’ucap mita antusias lagi
‘’ya allah mitt besok aja ya ngomongnya,
sumpah gue ngantuk nih’’dg nyawa yg masih belum terkumpul semua momo pun menjawab perkataan mita dg malas
‘’yaaahh moo udah pagi tau,mending lo latian nyanyi aja deh ayoook moo bangun
’’perintah mita sembari teriak2 nggax jelas
‘’pagi congek loe,ini baru jam 1 mit,lo mau gue di timpukin tetangga2 yg lagi pada tidur lelap’’sungut momo langsung,mita hanya cekikikan mendengarnya
‘’udah deh gue tidur dulu,BYE tuuut tuuut tuuuutt’’momo langsung menutup telponnya
‘’yaahhh kok ditutup sih,nyebelin deh’’kesal mita diapun memilih untuk tidur walaupun pikirannya masih terbayang2 akan penampilan momo besok dia memang sangat suka melihat momo saat bernyanyi,
Mita layaknya seorang penggemar berat momo??
Pagi2 SMA RA sudah ramai tak seperti biasanya.
yah memangsih hari ini akan ada pentas sekolah dalam rangka memperingati hari jadi sekolah itu
‘’wahh gue udah nggax sabar deh liat kak reki nyanyi’’ ucap seorang murid kls satu
‘’iya gue juga,niih gue bawa handicame lo buat rekam dia’’ucap yg satunya lagi
‘’hem reki,reki,reki lo kapan nembak gue sih’’ucap seorang siswi kelas 3 bernama asia dari arah yg lain
‘’lo nggax usah ngarep deh sa,
dia itukan manusia ice banget,
emang lo bisa cairin dia
’’timpal rossa sahabat asia,
‘’bisa lah,karna batu yg keras aja bisa berlubang oleh setetes air setiap harinya
masak gue nggax bisa naklukin sifat cueknya si reki’
’jawab asia mantab membayangkan sifat reki yg memang sangat dingin dan sangat cuek terhadap cewek
‘’serah lo deh sa’’timpal rossa lagi,
lalu merekapun kembali melanjutkan ajtivitas mereka hingga pada saat jam 7:30 para siswa disuruh berkumpul di aula kecuali siswa yg ikut berpartisipasi dalam acara itu mereka disuruh untuk siap2.
‘’mit gue kebelakang dulu ya’’pamit momo pada mita,
Mita hanya mengangguk kegirangan sbg jawaban,
Momo pun langsung meleset menuju belakang
‘’momo nanti kamu akan menyanyi setelah performa dari reki ya jadi siap2 yg cepet’
’perintah buk ziah yg merupakan pengurus dibagian musik.
setelah selesai siap2 momo memilih duduk2 dibangu yg kosong menunggu giliran hingga kini penampilan reki telah tiba.
Rekipun terlihat menuju aula momo yg tadinya hanya duduk kini ikut berdiri menghadap kearah aula untuk melihat penampilan reki.
‘’pagi semuanya’’sapa reki dgg senyum hasnya yg berhasil membuat semua murid pada tersipu
‘’pagiiiiiiiiii’’jawab murid² ,
rekipun memulai aksinya menyanyikan lagu dadali-disaat sendiri dan menghipnotis semua murid dg petikan gitarnya yg aduuhhhaaiii

Prok,prok,prok,,,suara tepuk tangan dari semua murid mengahiri penampilan reki yg sangat luar biasa menurut mereka
begitupun juga dg momo dia sampai2 tak mengedipkan matanya menyaksikan penampilan reki
‘’sumpah,loe keren baget rek’’lirih momo tanpa sadar
sedangkan didalam hatinya dia sudah bersorak ria karna begitu terpesona dg penampilan reki tadi,
cara reki memainkan gitar yg sangat cool dan senyumannya yg beuuhhh .
‘’momooo!!!’’panggil buk ziah sudah dua kali namun momo masih saja belum menyahut
‘’momooooo!!!!!’’teriak buk ziah,kini momo pun menoleh kearah buk ziah dgn sedikit salah tingkah
‘’ehh buk,buk ziah ke,kenapa buk’’tanya momo gugup
‘’kamu yg kenapa dari tadi saya panggil juga’’marah buk ziah langsung momo hanya menunduk
‘’saya hanya menginfo sama kamu kalo kamu tampil nanti sbg penutup karna jadwalnya sudah diubah karna suatu alasan’’terang buk ziah
‘’hahh ehh iya iya buk terimakasih infonya’’jawab momo yg masih gugup
‘’yasudah,
ehh reki selamat ya penampilan kamu sangat bagus’’ucap buk ziah yg membuat momo menoleh kearah sampingnnya dimana disana telah berdiri seorang reki yg membuat momo makin salah tingkah saja
‘’iya bu terimakasih,ini juga berkat bimbingan ibuk’’jawab reki sopan,
itulah salah satu yg membuat momo makin kagum sama reki
walaupun dia terlihat begitu dingin dan cuek.
‘’ya sudah kalau begitu ibuk permisi dulu,momo ingat ya’
’pamit plush ingat buk ziah pada momo
‘’iya buk’’jawab momo menunduk dan buk ziah pun pergi meninggalkan reki dan momo
‘’aduuuhh apa gue perlu ngucapin selamet sama diaa ahhh tapi gensi dong aahh tapiii kalo pun gue ucapin apa dia akan respon,
diakan iceman banget’’
pikir momo dalam hati
‘’hmmm gue duluan ya’’ucap momo begitu cepat seperti kerete expres lalu langsung meleset pergi meninggalkan reki
sementara reki dia tersenyum melihat kelakuan momo itu
‘’moomoo...’’gumam reki pelan sambil memperhatikan momo yg tengah duduk tidak jauh dari tempatnya???
‘’woooww wooow woooww siapa yg nggax terpesona dg sosok reki disiniii’’
teriak sang MC begitu reki menuruni panggung di aula dan semua murid pun pada histeris sebagai jawabann
‘’dia begitu bisa membuat kita semua jadii meleleehh hahahaa’’lanjut sang mc
‘’baiklahh kita lanjutkan saja acara yaitu kata2 ucapan dari kepala sekolah kepadanya kami persilahkan’’
ucap sang mc memepersilahkan kepala sekolah pun menaiki panggung dan memulai ceramahnya yg sangaat panjang kali lebar bahkan sebagian siswapun ada yg tertidur sampai tak tau jika kepala sekolah telah selesai ceramah
‘’terimakasih buk apa yg ibuk sampaikan semoga bisa memotivasi kita semua disini,
hayoooo kenapa pada lemessss,
mauu dihibuuur lagi nggaxx??’’
tanya sang mc begitu buk kepsek turun dari panggung
‘’mauuuuuuuuuuu’’teriak anak²  dan membuat anak²  yg tertidur tadi jadi bangun
‘’okelah kalo itu mau kaliaaan gue bisa lakuin apa kalo nggax nurut’’
canda sang mc diikuti gelak tawa dari semua murid
‘’daaannn iniiilah diaa penampilan penutuup dari teman kita yg sangat berbakat setelah reki  yaituu momo’’
teriak sang mc,walaupun tak setenar reki,
Momo banyak yg mengidolakannya karna kepintarannya pada musik terutama para siswa lelaki
walupun tak semua tapi adalah beberapa yg menyukainya
Momopun juga cantik dgn lesung pipit yg terdapat pada pipinya.
‘’siaang teman2’’sapa momo karna saat itu juga sudah mulai beranjak siang
‘’siang’’jawab mereka semua
‘’saya disini akan menyanyikan salah satu lagu favorite saya yaitu lagunya adista : jelas sakit
heee kok saya curhat ya yaudah deh nikmati yahh’’ucap momo begitu lembut.
diapun duduk dibangku yg sudah disediakan lalu mulai mengalunkan lagu yg akan dinyanyikan

Tidak jauh berbeda dg reki penampilan momo sangat di sambut heboh dari para siswa apalagi mita,
dia sangat heboh sekali meneriaki nama momo begitu ia selesai menyanyikan lagunya.
sementara itu reki juga diam2 memperhatikan penampilan momo dari tempat duduknya yg bisa langsung menghadap ke arah dimana tempat momo bernyanyi
karna dia duduk tepat di dekat pintu.
Reki sedikit mengembangkan senyumnya melihat momo.
‘’wooooooowwwww penampilan momo begitu memukau hingga membuat kita terpukau begitu kan guyssss’’
teriak sang mc begitu momo selesai bernyanyi.
‘’eeeiittss tunggu dulu dongg,
inikan penutup jadi gimana kalo diem disini aja temenin saya jadi mc’’ucap sang mc yg melihat momo akan pergi dan langsung meraih lengan momo
‘’aahh saya tidak bisa hee saya malu’’ucap momo sedikit grogi
‘’tidak usah malu naah gimana biar lebih rame kita juga panggil si rekiii,setuujuuuu nggaaaaxx?’’usul sang mc yg makin membuat momo grogi,
salting bahkan dia sampe mematung
‘’baiklah berhubung semuanya setuju,
kita panggill rekiiiii’’
panggil sang mc rekipun menaiki panggung aula dan dia berdiri tepat disebelah momo
‘’hwwaaaaaaaa rekiii,,kakk rekiiii’’histeris dari siswa perempuan begitu melihat reki
‘’aduuh udah berasa di konser justin biber saja niihhh’’ungkap sang mc yg makin membuat semuanya teriak nggax jelas sedangkan reki dia hanya senyum2 sbg responnya
‘’penampilan loe keren’’bisik reki tiba²  di dekat kuping momo yg sedang menundukkan kepalanya,
Momo yg mendengarnya langsung menatap kearah reki yg sama sekali tak melihat kearahnya dan dengan perasaan yg begitu campur aduk
Momopun menjawab..
‘’heem makasih,loe juga kok’’jawab momo dgn senyum dimulutnya
‘’okee guys tenang dulu yaa,kita apain nih dua penyanyi andalan kita ini’’tanya sang mc menenangkan,namun bukannya diam mereka malah makin ramai memberi usul
‘’oke okee gimana kalo kita kasih mereka games saling suap2an tapii matanya kita tutup’’usul sang mc dan diikuti teriakan setuju dari mereka semua namun ada juga sih yg tidak setuju karna mereka merasa cemburu yaitu seperti asia gitu?
‘’kita hitung sampai 3 baru kalian mulai yaaa’’perintah sang mc,sementara momo dia sudah sangat sangat gembira luar biasa dia sangat menantikan saat2 seperti ini namun saat itu semua terkabul malah hatinya yg tidak bisa di ajak kerjasama
yg selalu saja bergemuruh dg kerasnya hingga membuat dia terlihat gemetar.
‘’saatuuu,duuaaaa,tigaaaa’’begitu hitungan ke tiga diucap bukannya langsung menyuapi reki
Momo malah makin diam mematung karna tindakan reki
sedangkankan reki dia maju selangkah kearah momo lalu memegang pipi kiri momo dgn tangan kirinya
sementara tangan kanannya perlahan menyuapi momo kue yg dipegangnya
‘’hwaaaaaaaa aaaaaaaaaaa’’teriak semua siswa siswi yg melihatnya mereka begitu iri melihat
Momo  bisa disuapin oleh reki dan tidak sedikit dari mereka yg mengabadikan peristiwa itu
bahkan mita sendiri sudah sejak mc memanggil reki dia sudah merekamnya.
‘’ohhh tuhaaaannn hentikan waktu sekarang jugaaaaa’’
ungkap momo dalam hati begitu menggebu.
hingga² menit barulah sang mc mengahiri gamesnya.
‘’wah wah wah,kalian begitu menghayati banget deh buat kita semua iriii aja niihh’’
goda sang mc lalu membuka penutup mata mereka berdua
‘’tapi kok tadi cuman reki sih yg nyuapin,momo kenapa nggax?’’tanya sang mc membuat momo bungkam tidak tau mau menjawab apa?
‘’emmmm eee ssaayaaa..emm’’
tak tau harus bicara apa momo hanya bisa menggumam
‘’mungkin dia kehalang sama tangan saya tadi’’ucap reki yg mendapat respon anggukan dari sang mc sementara momo lagi2 dia merasa takjub pada reki
‘’ohh ya udah kalo tadi nggax bisa karna kehalang jadi sekarang bisa dong mumpung tuh kue masih utuh’
’goda sang mc melirik kearah tangan momo yg masih memegang kue
‘’hah,,emmm..’’teriakan dari sebagian murid membuat momo tambah grogi dan salting,diapun lalu perlahan menyuapi kue itu pada reki dan pada saat pada menyuapi reki kue itu pandangan mereka bertemu,
seolah terhipnotis momo yg ingin mengalihkan pandangannya tiba2 jadi terpaku pada pandangan reki??
‘’ekheem,ekheemm’’dehem sang mc mentadarkan momo dan reki dari adu pandang mereka
‘’aduuhh kalian bikin gue mau ngamuk tau nggax sih’’ucap sang mc pura2 kesal
‘’okelah dari pada ntar kejadian gue ngamuk disini lebih baek gue segera deh nutup ni acaa heemm terima ksaih ibuk kepsek dan bla bla bla......’’ucap sang mc menutup acara.
Momo & rekipun menuju belakang setelah sang mc membubarkan semua murid dan membebaskan acara selanjutnya??

‘’hwaaaa momo lo kereen banget
sumpah gue ngiri sama loe,
aduh gimana rasanya sih moo bisa disuapin reki,
pasti lo dag dig dug ya secara reki kan hmppppppp’’dgn cepat momo membekap mulut sahabatnya yg hampir saja membocorkan rahasia  ñƴɑ̤̥̈̊ª .
‘’lo hampir bocorin rahasia gue tau’’sungut momo melepaskan bekapannya setelah sampai dia membawa mita ketaman
‘’heee ma’af moo,abisnya sih gue kan senenng banget ahirnya salah satu keinginan lo terkabula iya kannn’
’goda mita,momo yg tadinya kesel sekarang jadi senyam senyum nggax jelas membayangkan kejadian beberapa menit yg lalu
‘’hayoooo waaahh kalo kayak gini bisa makan gratis donnkk’’celetuk mita
‘’apaan loe,nggax rugi dong gue’’tolak momo cepat
‘’bener nggax mau nih,yaudah gue juga nggax mau ngasih lo video ini deh’’ancam mita sambil memutar kembali hasil rekamannya tadi saat reki menyuapinya kue
‘’aaaahhh mitaa loe ngerekamnya yaa ahhh gue mau dong siniii siniii’’
dgn antusiasnya momo berusaha merebut hndicame yg dipegang oleh mita,
namun dg cepat mita langsung menghindarinya
‘’makanya traktir gue selama hmmm satu minggu??’’tawar mita,
Momo pun menimbang2nya
‘’tiga hari aja dehh’’tawar momo ahirnya memelas
‘’hmmm iya dehhh heeeehehehehhee’’mitapun memberikan handicamenya pada momo.
‘’yaudah kekantin yuk,lapeeeerrr dari tadi tereak2 mulu’’
ajak mita manja,momopun menurutinya saat sampai dikantin semua mata menuju kearah momo karna memang walaupun acara sudah dibebaskan semua murid tidak di ijinkan pulang.
dgn sedikit risih momo duduk di kantin sambil mengotak atik handicame dan hpnya untuk mengirim video itu namun tiba-tiba......
‘’BRAAAKKK’’dgn sangat keras asia menggebrak meja tempat momo duduk membuat momo tersentak dan mita yg sedang makan bakso jadi tersedak
‘’lo nggax usah ngarepin yg lebih yaa dari reki’’ucap asia begitu tegas
‘’asal lo tau dia ituu milik gue SO lo jangan harep bisa rebut dia dari gue’’lanjutnya lagi
‘’gue nggax pernah brfikir buat rebut dia dari loe lagian gue jug..BYUUUURR’’belum sempat menyelesaikan ucapannya asia terlebih dahulu menuangkan minuman tepat di muka momo
‘’itu sebagai peringatan dari gue kalo sampe lo nggax denger omongan gue lo bakal dapet lebih dari ini’’
tegas asia lagi dan pergi gitu aja ninggalin momo yg masih mematung,
untung saja hpnya ditaruh di meja jadinggax ikut basah deh
‘’astaga,moo lo gpp kan kurang ajar banget tuh cewek aduuh mf moo tadi gue kaget banget jadi nggax bisa bantu loee
aduuh sini gue bantu ketoilet aja yuk’’ajak mita lalu membantu momo berdiri
‘’apa kalian liat2’’sungut mita pada beberapa siswa dikantin yg melihat kearah mereka.
sesampainya ditoilet momo langsung membersihkan wajah dan bajunya yg terkena minuman tadi
‘’awas aja nanti gue balesin moo,
enak aja tuh cewek labrak lo’’ucap mita kesal mengingat asia
’udahlah mit nggax usah,lupain aja.lagian ada benernya juga sih dia kalo gue nggax usah terlalu berharap sama reki’’
ungkap momo sangat lirih dan tak tertahan lagi airmatanya pun meluncur?
‘’iya moo iyaa,jangan nangis dongg’’lirih mita juga karna dia paling tidak tega jika melihat sahabatnya itu menangis,
dia sangat tau bagaimana perasaan momo selama ini.
‘’gue..guee hix hix hix’’momo sudah tak dapat meneruskan kata2nya
‘’lo nggax salah kok kalo suka sama dia toh dia sendiri belum tau ataupun marahkan sama lo jadi nggax usah mikirin kata orang lain ya moo’’
saran mita pada momo sambil memeluknya
‘’udah dong jangan nangis lagi,
kekelas aja deh bentar lagi kan masuk,
lo mau dilihat sembab sama reki hah’’ucap mita mencoba menghibur momo
‘’masuk apaan?kita kan langsung pulang o’on’’ucap momo sedikit tersenyum sambil menghapus air matanya
‘’hehe iya yaa gue lupa sih,
abisnya sih loe bikin gue jadi pikun kan’’ucap mita lagi
‘’emang udah dari sononya kali mit lo pikunnya hee’’kali ini momo bisa tersenyum simpul
‘’naahh gini kan cantik loe aduuh gemes deh gue’’ungkap mita lalu mencubit pipi momo
‘’ihh apa banget deh lo,keluar yuk masak mainnya di toilet sih nggax asyik banget’’ajak momo
‘’lo sih yg emmm udah deh yuk come on go to luarr I’m very sad see you cry friend’’timpal mita sok inggris
‘’alaaah lo mah,emang ngerti tadi itu artinya apah?”tanya momo yg sekarang sudah bisa lebih baik
‘’nggax heee’’jawab mita enteng sambil nyengir momopun menoel kepala mita lalu mereka kembali bercanda ria sampai saat bel pulang dibunyikan dan merekapun kembali kerumah masing²
sampainya dirumah momo langsung melihat2 berulang kali video dirinya dg reki sesekali dia mengulum senyum melihatnya tapi kadang dia juga jadi berubah sedih
‘’mimpi banget gue bisa dapetin lo’’gumam momo sambil menatap video yg sudah beberapa kali diputar
‘’gue nggax berharap lo tau atau membalas tentang perasaan gue rek karna gue tau itu nggax akan pernah terjadi tapii cukup dg lo menyadari keberadaan gue disekitar loe itu udah lebih dari cukup buat gue seneng’’
lanjut momo lagi sambil memandang lebih dalam lagi kearah video itu
‘’hmm semoga gue ketemu lo dimimipi nantii’’ucap momo lalu meatikan video itu dan membaringkan tubuhnya kemudian memejamkan matanya.
ntah sampai kapan momo bisa mempertahankan perasaanya pada reki?
dia sejujurnya ingin mengungkapkannya namun karna trlalu takut dan gengsi jadilah dia hanya berani memendamnya?
ditambah lagi dg kehadiran asia yg ahir2 ini selalu melabraknya jika dia melihat momo berusaha untuk mendekati reki dan pada ahirnya pula momo hanya bisa diam,diam,dan diam,tapi sampai kapan dia hanya bisa diam??
beberapa hari setelah acara ultah sekolah SMA RA aktivitas semua muridpun kembali seperti biasanya dan begitupun juga dg momo,
saat reki main basket diapun secara diam2 memperhatikan reki dan tanpa dia sadari ternyata reki sudah mengetahuinya,nah lo??
‘’hemm ngapain lo disitu’’
ucap reki yg langsung mengagetkan momo yg sedang duduk dibalik tembok
‘’hah eemm gu,,guee’’momo dgn gagap berusaha menjawab namun pikirannya masih blank
‘’kalo mau nonton masuk aja nggax usah ngumpet’’
tukas reki dan langsung pergi ninggalin momo
‘’aaduuuhh begookk pakek ketauan lagiii,
malukan gueee iihh’’
rutuk momo sendiri
‘’adduhh gimana yaa ah tau ah pusing kekelas aja deh’’
ahirnya momopun memilih masuk kelas
‘’lo kemana sih moo’’tanya mita langsung begitu momo memasuki ruang kelasnya
‘’keluar bentar,napa?’’tanya momo balik dg ogah2an karna dia masih sedikit malu???
‘’nggax sih hehee’’jawab mita lalu merekapun duduk2 di kelas sambil menunggu bel masuk namun beberapa saat tiba2 asia masuk kekelas mereka dg begitu lebaynya
‘’rekiii lo menang kan tadi basketnya,selameet yaaaa sayaaang’’
ucap asia dgn begitu nyaringnya dan membuat seisi kelas jadi melongo sendiri apalagi momo
‘’what?sayang?maksudnya apa cobak?jangan ngarep deh lo?’’sungut angel salah satu temen sekelas momo yg juga suka dg reki dan tidak terima dg sebutan yg dilontarkan oleh asia tadi
‘’sorry ya njeel lo udah gagal dan gue adalah the winnernya,you now’’jelas asia lagi
‘’ohh yaaa,nggax percaya tuh gue sama ratu gosip kayak lo’’
sungut angel memancing emosi asia
‘’maksud lo apa,nantangin gue’’ucap asia lalu mendorong bahu angel dan angel yg tak terimapun kembali mendorong bahu asia
dan terjadilah perkelahian antara mereka sementara reki?
dia sama sekali tak menghiraukan mereka,
dia malah memilih keluar namun sebelum keluar dia sempat melirik sekilas kearah momo yg sepertinya sedang melihat ke arah asia dan angel.
‘’stooop,kalian ini udah kls 2 sma masih suka ribut yah.
kalian ini seorang pelajar bukan sih’’marah hairul sang ketua kelas yg terkenal sangat tegas dan disiplin
‘’dia yg mulai dualuan’’ucap asia menyalahkan angel
‘’lo duluan kali jangan nuduh deh lo’’ucap angel yg tak mau disalahkan
‘’lo berdua ikut gue ke BK sekarang’’perinta hairul
‘’hah,gue nggax mau’’
ucap keduanya kompak
lalu dg sigap asia langsung ngacir keluar sedangkan angel dia langsung duduk kembali ke bangkunya,
keadaan kelaspun kembali aman.
‘’reki mana sih,dia yg diributin malah dia yg pergi’
’gerutu hairul lalu kembali duduk juga
‘’udahlah nggax usah dibahas’’ungkap momo sebelum mita memulai ucapannya
,Mitapun jadi diam dan mengerucutkan bibirnya kesal.
hingga bel pulang dibunyikan reki sama sekali tidak membahas masalah pertengkaran antara asia & angel tadi.
‘’ehh rek lo itu sombong banget sih ada yg ribut gara2 loe kenapa lo nggax mau ngurusin mereka’’
marah hairul sebelum reki keluar kelas karna dia sangat kesal dengan sikap reki
‘’gue nggak minta diributin’’
jawab reki enteng membuat hairul makin membara?
‘’enteng banget ya omongan lo’’kini hairul berjalan menuju kearah bangku reki
‘’emang mereka sampai masuk UGD nggax trus apa pernah gue minta diributin jadi apa gue salah’’
jawab bayu lagi
dan berdiri menghadap hairul
dgn tasnya yg di pegang satu dibelakang punggungnya
‘’ya seenggaknya lo kasih respon lah kemereka jangan mentang2 lo anak pemilik sekolah ini lo jadi belaguk sombong kayak gini
mempermainkan hati semua ceweek sesuka lo’’marah hairul makin keras
‘’hheeh emang kapan sih gue pernah mempermainkan hati mereka
bahkan dg cara lo nyuruh gue respon mereka itu yg malah bikin mereka tambah ngarep sama gue dan seolah gue udah PHPin mereka
bang SO mending lo aja deh yg respone mereka dan jangan lo bawa2 masalah jabatan disini itu nggax ada hubungannya’’
terang reki tersenyum sinis lalu berniat pergi namun hairul malah mencegat tangannya dan menariknya menuju depan kelas,
sebagian siswa yg masih berada disekolah jadi menghampir kekelas mereka untuk melihat apa yg terjjadi
termasuk momo yg masih ada disana
‘’lo bener2 bikin gue muak tau dg gaya lo yg sok cool ini’’ejek hairul entah apakah hanya untuk memancing emosi reki lalu mencengkram kerah baju reki
‘’mau lo apa’’tanya reki to the point
‘’mau gue ini’’hairul bersiap2 mengambil ancang2 untuk mendaratkan sebuah pukulan dipipi reki namun itu tidak terjadi karna suara teriakan momo menghentikannya
‘’stoooppp,kalian itu apa2an sih brantem kenapa disekolah.
kalian itu tidak malu apa diliatin kayak gini,
lo rul lo itu ketua kelas harusnya bisa jaga sikap dong dan lo rek,
lo sama kayak hairul punya posisi penting disini harusnya bisa jaga sikap dong,
kayak anak kecil aja’’omel momo yg membuat semua murid memandang kearahnya,
dia sendiri tidak tau dapat keberanian dari mana sampai dia bisa marah² pada reki dan hairul
‘’lo diem deh nggax usah ikut campur’’bentak hairul membuat momo menelan ludah
‘’gimana gue nggax ikut campur kalian itu kan temen gue’’
ucap momo pelan dan sedikit gugup
‘’jadi cewek nggax usah banyak bacot lo’
’marah hairul lagi kali ini dia menatap momo dg begitu sinis
‘’nggax usah ngomong kasar sama cewek’’ucap reki santai namun terdengar sangat tegas
‘’kenapa,lo nggax suka?’
’tanya hairul yg kini melepaskan kerah baju reki lalu mendekat ke arah momo
membuat momo jadi takut sendiri sedangkan mita,dia tak tau harus berbuat apa?
‘’apaan sih loe’’sungut momo keras begitu hairul menyentuh dagunya membuat hairul jadi tersenyum evil pada momo
setelah melihat raut wajah reki yg berubah saat melihat dirinya menyentuh momo
‘’kata reki gue dilarang kasar jadi ya gue lembutin aja’
’ucap hairul membuat momo tambah ketakutan begitupun juga dg anak²  yg melihatnya menjadi heran dg ucapan hairul tadi
‘’lepasin tangan lo’’ucap reki langsung menepis tangan hairul yg baru saja menyentuh pipi momo
‘’wow lo nggax suka hah gue bener2 heeehh bukk’’satu pukulan berhasil mendarat dg sempurna tepat dipipi reki.
Momo melongo dan langsung menutup mulutnya melihat reki yg langsung tersungkur dilantai karna pukulan yg begitu keras dari hairul.
‘’hairul lo apa2an sih’’saat momo ingin membantu reki tiba2 asia datang dan langsung menghampiri reki lalu membantunya berdiri
‘’segitu doang kemampuan lo,cemen’’ucap hairul sembari memberi jempol terbalik dan pergi gitu aja
‘’lo gpp kan rek,
mana yg sakit sini gue bantu’
’panik asia pada reki
sedangkan reki dia malah diam saja tidak merespon pertanyaan asia.
sementara momo?
dia ingin sekali menghampiri reki namun dia takut karna ada asia jadinya dia hanya melihat keaadaan reki saja kemudian di pergi
‘’gue mau pulang’’ucap reki begitu melihat momo beranjak pergi,
diapun melangkah pergi meningalkan asia yg masih bengong
‘’yaaah ditinggal lagi’’gerutu asia dan ikut bubar bersama dg bubarnya semua murid.
saat melintasi parkiran momo heran kok reki sudah ada disana?
cepet amet?pikir klarisa,
diapun dg sedikit gugup ahirnya menghampiri reki,
entah untuk apa,pokoknya dia ingin sekali menghampiri reki
‘’reki maafin gue ya’’ucap momo begitu ia sudah berada disamping motor reki
‘’gpp kok bukan salah lo’’jawab reki dingin dan bersiap pergi
‘’tapi gara2 gue lo dipukul hairul,maaf’’pinta momo sekali lagi
‘’udah ayo gue anter,naik cepet’’perintah reki membuat momo melongo
‘’udah cepet,sebagai tanda permintaan maaf lo’’ucap reki,
Momo pun menurutinya
‘’kok gue yg minta mf jadi gue yg ngerepotin sih pakek dianter segala sama dia lagi’’pikir momo melamun sendiri diatas boncengan reki dan tak memperhatikan jalan pulang kerumahnya?
‘’,eeeeehhh tunggu,tunggu diaa?reki?sumpah reki?haahh reki nganterin gue?
hwaaaaaaa aduuuhh gue harus gimana nih?kenapa baru sadar?haaaaaa’’ungkap momo dalam hati begitu menyadari siapa orang yg sudah mengantarnya hingga sekarang dia sudah tiba disuatu tempat yg momo merasa asing dg tempat itu.kemana reki membawanya??
‘’waaaahh kereen banget,ini dimana?’’tanya momo sambil mengedarkan pandangannya dan begitu terpukau dg tempat itu.
seperti sebuah sungai dg jembatan gantung yg menjulang panjang membentang ketengah,
dipinggir2 sungai itu ditumbuhi aneka bunga dg rumput hijaunya.
bahkan momo sempat berpikir dirinya seperti berada di negeri dongeng?/

‘’ini tempat kesukaan sekaligus tempat rahasia gue’’jawab reki lalu melangkah ketengah jembatan
‘’’’terus kenapa gue di bawa kesini’’tanya momo heran dan mengikuti langkah reki ketengah jembatan
‘’gue nggax tau rumah lo makanya gue bawa kesini’’
terang reki santai sambil terus berjalan
‘’kenapa lo nggax tanya gue,trus ini kan tempat rahasia loe kenapa gue dibawa kesini’’
tanya momo lagi begitu heran
‘’mau jadi polwan lo’’tanya reki balik memandang sebentar kearah momo yg menatapnya bingung
‘’hee maaf deh’’jawab momo kikuk karna baru kali itulah dia melihat secara dekat tatapan reki
‘’gimana gue tanya ke lo,orang lo dari tadi diem mulu,dan tempat ini memang tempat rahasia gue tapi suatu saat tempat ini juga akan mendapat kedatangan seseorang yg gue anggep bisa menemani gue untuk menjaga tempat ini’
’jelas reki sedikit panjang
‘’ohhhh terus siapa orang itu,kalo boleh tau siihh’’tanya momo lagi berhati2
‘’lo udah tau kok kenapa harus nanya’’timpal reki cuek lalu berdiri menghadap ke arah sungai itu sambil menopang dagunya
‘’hahh emang siapa’’bingung momo yg memang tidak tau maksud reki
‘’lo beneraan nggax tau’’tanya reki masih dg posisinya seperti tadi
‘’iyaaa,siapa sih gue kenal nggax’’tanya momo lagi untuk kesekian kalinya
‘’hemmm iya lo kenal,kenal banget malah sama dia’’jawab reki santai
‘’apa...lo....su..suukaa sa..maa oorr...ang it..ituuu’’tanya momo begitu gugup,
Rekipun kini mengalihkan pandangannya kearah momo membuat momo makin gugup
‘’iyaa gue suka yaahh bisa di bilang gue udah cinta sama dia’’
terang reki membuat momo jadi syok sendiri dalam hatinya dia sudah sangat rapuh mendengar jawaban reki tadi.
apakah orang yg di maksud reki itu adalah mita?
karna katanya tadi momo sangat mengenal orang itu?
pa bener itu mita?
Reki yg melihat momo sedikit bergetar jadi tersenyum manis dan misterius?
‘’sekarang lo udah tau siapa dia’’tanya reki dan berhasil membuat momo terhenyak?
‘’mitttt mittt mita yaaaa’’jawab plush tanya momo susah paya menahan agar tangisnya tak pecah
‘’itu menurut lo ya?
tapi menurut gue sih bukan dia tapi,,,,,ELO’’jawab reki mantap
lalu menaruh tangannya di saku celananya dan menghadap kearah momo yg terlihat syok
‘’gimana udah tau kan’’tanya reki semakin membuat momo sesak nafas ??
‘’loo...looo..billaaaaanggg apaaaa,loooo..maksssudd loooo...guu..guueee’’
dg sangat susah payah ahirnya semua kata2 itu keluar juga dari mulut momo
‘’iya,yg gue maksud itu elo momo’’ucap reki menegaskan,
Momopun sudah tak sanggup lagi menahan tangisannya
‘’hix hix jadiiiii looee jugaaa sukaaa samaa guee’’
dan reki untuk sekian kalinya menjawab iya
‘’beneerrraaaannn’’tanya momo memperjelas lagi
‘’nggax’’jawab reki santai,
Momo jadi kesel dibuatnya
‘’maksud lo apa sih,udah deh gue pulang aja’’jawab momo ketus dan beranjak pergi
‘’maksud gue nggax salah lagi yg gue maksud itu lo,
gue cinta sama loo’’
ungkap reki saat momo baru melangkahkan kakinya jadi berhenti melangkah
‘’jadii lo maukan gue jadi cowok lo’’tanya reki mendekat kearah momo yg masih mematung
‘’gimana’’tanya reki lagi sembari mengalungkan tangannya dileher kmomo
‘’DEG DEG DEG aduuuhh mau copot kan nihh jantung duhh rekiiii’’teriak momo dalam hati saat tau kalau reki melingkarkan tangannya dan momo bisa merasakan juga detak jantung reki yg sedikit berdetak lebih cepat seperti dirinya
‘’jawabanya’’ucap reki begituu terdengar lembut ditelinga momo
‘’gueeee maa...maaa...maaauuuu’’akhirnyaaaaa teriak momo dalam hati senang
‘’jadii mulai sekarang kita pacaran dong soo gue boleh kan panggil loo sayaang’’tanya reki lagi
‘’aduuu udaranya pada kemana sih gue butuuuhh banget nihh reki lo bikin gue sesek gini sihh udah donggg aduugggg DAAG DIIGG DUUUGGG’’
Momo tak henti2nya bergulat dg pikirannya sendiri
‘’diem berarti iya kan sayang’’ucap reki dia pun melepas tangannya lalu membalikkan tubuh momo
‘’nggax mau natep pacar loe yg ganteng inii’’tanya reki membuat momo terkekeh geli mendengarnya.
Momopun memberanikan diri menatap reki yg memang sangat tampan jika dilihat dari jarak dekat mereka pun merayakan hari jadinya itu dg bermain2 disungai itu sampai sore
barulah mereka pulang ternyata semua yg diharapkan oleh momo bisa terkabul yaitu bisa memiliki cinta seorang reki.
sesampainya dirumah momo langsung menghubungi mita,
lalu menceritakan semua yg terjadi,
mita sangat senang sekali mendengarnya.
hingga semua murid di sekolahpun mengetahui hubungan mereka namun masih ada saja yg tidak bisa menerima itu termasuk asia tapi apa boleh buat toh momo dan reki sudah saling terikat !! sementara hairul,
dia sudah tak pernah mencampuri urusan reki lagi?
entah apa yg dipikirkannya dan rekipun tak mau ambil pusing.
‘’ternyata takdir tuhan itu memang tidak bisa ditebak,
kadang hidup seperti sebuah sinetron dimana saat kita mengharapkann ahir yg bahagia maka seperti itulah yg akan terjadi tapi tak selamanya juga hidup itu seperti sebuah sintron???
tapii itulah yg dialami momo hidup layaknya sebuah sinetron,
yg always happy ending...!!!”

End :D

Cerpen cinta yang tak kan kembali

Taman anggrek
"Mngkin taman dan bngku dibawah pohon ini bosan mlhatku yg setiap hari kesini 'hnya skedar menangis dan menyendiri
"Coba aja mrka bs berbcara mngkin mreka akn brkta 'kamu ℓa̐ªǥȉ, kamu ℓa̐ªǥȉ ,gacapek apa nangis mulu'

Yaa itula mrka hnya bnda mati,
Tepat pukul 16:00 ªkυ͡ duduk ditaman bangku bawah pohon ini ,
Ini la tmpat vavorit ku untuk melampiaskan kepedihan yg mendesak didadaku ,
Saat kuteringat momen² menyakitkan sktar 1 jam yg lalu
Flashback
"Ciee ada momo t ki "cletuk oji"
    (ªkυ͡ yg hanya tersnyum malu berharap cnta yg trpndam 2 tahun ini terwhujud)
    "Apa sih ji , momo kan adx gue

Saat itu snyuman dibibirku berubah mnjdi butir² air yg akan mnguyur dipipiku :(
dgn beralasan ketoilet ,ªkυ͡ berlari menuju tmpat ksdihan ku ini
Yªa yg sAat ini ªkυ͡ tepati .

"Tuhan hapus perasaan bodoh ini (sahut batinku yg ikut menangis) (⌣̩_⌣ )

Sudah sejam lebih ªkυ͡ menangis disini ,
Kuputuskan untuk plg ke kost , stlah air mataku rasanya terguras habis,

Azan magribpun berkumandang , kuambil air wudhu ,sholat dan meminta petunjuk yg maha kuasa
Atas apa yg ªkυ͡ rasakan :(
,
Rembulanpun mulai menyala menyinari malam minggu kali ini'

Drettt ,hapeku bergetar pertanda ada sms
Kaka : moo malam ni kmn? Ikut kami Ğàªќ ?
Kmn emg ?
       "nnton bioskop ada film terbaru t "heart 2 heart"
Boleh jemput Yªa kaa
       ( ˆ⌣ˆ)(y) deh

kamipun tiba  ∂ï dalam ruangan gelap itu , yg sngja hanya ada cahaya dari bioskop² didepan
Kiki idolah hatikupun juga ikut ,
ΤâÞi syg dia tdag ddug  ∂ï sampingku
Hanya kaka dan oji yg bersebelahan '

Film yg berjudul heart 2 heart itu berhasil mmbuatku hanyut dan mengeluarkan air mata
Kisah yg pedih dan romantisnya
Akan kesetian dan pengorbanan sicowoknya
Yg sllu kuharapkan itu kikiku
Tpi itu smua tdagla sama , dia ttp saja dingin sama sprti 2 thun sblumnya ,
Dan mnggap ku hanya adegnya
,
Memang dulu ªkυ͡ menggpnya kk ku ,
ΤâÞi tidag ℓa̐ªǥȉ setelah kami mnjalin sbuah cinta yg berujung  ∂ï hatinya ,
Masih ku ingat saat dia berusaha mnghindar dariku ,
Tak mmberi perhatian padahal ªkυ͡ tengah sakit parah dan baru keluar rumah sakit,
,
Saat malam itu ªkυ͡ msih ingat sms ku
" ♡̬'šª♈άϞƍ'♡̬  kok kamu menjauh ? Apa ada yg lain  ∂ï hubungan ini ?
     "Ğàªќ kok ynk ,sumpah gaada yg lain
"Tp knpa kamu berubah gini, kmna kmu 2 minggu ini gamerhatiin ªkυ͡ , disaat ªkυ͡ sakit dan btuh support dan perhatian ?
      "Kk cuma pengen sendiri , dan menenangkan diri ,

Mulai saat itulah ªkυ͡ berusaha moveon dan msh berlanjut sampai skrng,
Meskipun kata²  ñƴɑ̤̥̈̊ª halus , tp mnyakitkan

ΤâÞi jika ªkυ͡ tau , bakalan failed moveon sampe bertahun² gini ,
ªkυ͡ pasti gaakan ℳau putus saat itu ,
Huh itulah waktu yg takkan pernah kmbli ,

"Hey kok diem aja ? -.-" sentak kaka membuyarkan knangan² pahit itu
      "Ehh gppa , lo udah ending yg , Нę².. "̮ нę².. "̮ нę² sahutku mengaruk kplaku  -.-"

Kami berempatpun memutuskan untuk plang ,
Dan ℓa̐ªǥȉ² bkn kiki yg mngntarku , ttp aja kaka

Ohh tuhan apa harus ªkυ͡ mengaguminya ,

*dikampus
  " Moo ikut kekantin gag ? "Ajak kaka"
"Dluan deh ka , ªkυ͡ sama tmen2 aja ntar ,
      "Beneren ni 'sahut oji mengodaku
"Apaan sih ji ' sahutku mncibir ke oji

Dan dia hanya tersnyum tmpa ada basa basi
Ohh tuhan beginikah org yg kuharapkan ,
Terlihat 3 sahabat itu berjalan serentak ,dan dia yg pling tinggi Yªa dia "kikiku"♡

Daarr* mita dan ziah membuyar lamunanku
   "Hayo lgi ngayalin kiki Yªa 'goda mita'
     "Ciee ciee "sahut ziah"
"Yªa gitu deh ' sambil menarik kedua shbatku it buad sarapn  ∂ï kantin ,
Kami sngja gagabung dan dduk ditepi kaca ,
ªkυ͡ yg enggan menggngu selera mkn kiki ' mngkin aja dia jijik padaku yg ttp mncintainya

"Ihh kok sedih mulu si ,"sahut mita mncubit pipiku"
    "Aduh. Sakit mimit' jerit ku
"Emg apa si moo yg lo harapin dri kiki , toh masih bnyk cowok² kampus yg gnteng ' sama kaya mntan lo frangga "perjelas ziah"

Yaa perangga adalah mntan gue dan kita cma pernah pcran disosial media ,
Dia dgn style korea dan mobil sedan merahnya ,
Yg mmbuat cowok flayboy itu melunjak dikampus ini

"Ziah mita , gue jg gatau apa yg gue kejar dri kiki ,
    "Apa krna dia gnteng ? "Tnya ziah"
"Bgi gue gnteng bangett  -.-"
       "Uhhh mata lu udah buta moo krna cnta ,lo bka mata lo liat cowok gnteng² moo msh bnyk tjir2 lgi
"Iyaa sih mit , ini jg bkn kmauan gue :( ,
Ini hati gue mit , entah apa yg terjadi shngga saat mntapnya disat gue tmuin kedamaian ,cinta dan ktnangan,
Gue bnar2 mngaguminya walau dia cuek dan nykitin gue slma ini
     "Moveon dong ynk
"Tnggu saat itu tiba
     "Kapan ?
"Entahlah gw jg gatau ,

Kami bertigapun mnju klas stlah slsai saraapan ,dan bel plangpun berdering,

"Kulihat kiki diparkiran dgn seorang wanita 'sdg asik mengobrol ,
"Deggg jntungku berdetak , darahku mengalir deras
ªkυ͡ benar² dibakar cmburu,
'Dia tertawa dgn wanita itu ,
Tuhan andai itu ªkυ͡ .betapa bhgianya , berlahan air mataku menetes ,
Akupun menyetir motorku mnuju tman anggrek tmpat persandahanku ,
Tampa kuhiraukan mita dan ziah yg psti mncri2 ku
,
Ku sandarkan pnggung dan kpalaku  ∂ï pohon ini ,
Angin² ini berhembus lembut seakan mngerti suasana hatiku ,
Tetes demi tetes , air mataku mengalir ,
Dan kutuliskan surat , yg ssudah 3 surat terbungkus amplop putih,
Mmg ini buat kiki 'hnya ªkυ͡ tak brni mmberinya ,
ªkυ͡ takut takkada respon darinya

Dgn gontai kusetir motorku plng kekost ku ,
Kuhempaskan tubuh mungilku diatas rnjangku ,
Dan terlelap hngga malam,
ªkυ͡ tersentak,
Dan tpat jam 19:09
Hoaamp ku usap muka ku kekamr mndi ,
Kulihat hp ku ,dgn tdag bersmngat ku buka sms dri oji ,
"Malam ini kmn
      "Gaada dirumah aja ji
"Gakeluar?
       "Gaada tmen
"Yaudah gw tmenni gmna ?
      "Oke jmput Yªa
"Ok !

Kurapikan rmbut dan kugnti pkaiyan yg saat ini kugunakan,
Walau gamandi ªkυ͡ ttp hrum kaliii Нę².. "̮ нę².. "̮ нę²

"ªkυ͡ dan oji keliling komples sini,
Dan kami berhenti  ∂ï tepi pantai ,
Oji mmbwaku mnaiki jembatan yg mnjlng ketengah pntai ,
Disini , ªkυ͡ pernah berhayal mmeluk kiki dan mlihat matahari terbenam ,tp it ttp a dreams "sebuah mimpi"

"Oya mo gw tau lo ℓa̐ªǥȉ sedih kan ?
    "Sotoy ahh
"Lo liat kan cewe yg td diparkiran sma kiki ? Dia itu amoy
     "Entahla ak tdag peduli namanya siapa , emg dia syp ? Kok akrab bnget ? Pcar bru kiki Yªa ?
"Cuma bru PDKT
       "Perlahan airmataku mnglir " ohh gitu"
" Udah moo kalo ℳau nngis ,nngis aja dan lo bsa berteriak disini sepuas yg lo ℳau ,
     "ªkυ͡ hnya diam , mngis Yªa itula yg bsa ak lkkukan ,

Oji pun bersedia mmbri pundakny untukku bersandar ,
  "Jii ,
"Apa moo
    "Apa gw jelegh bnget yaa
"Gakok lo itu cewek imut yg pernah gw temuin
    "Masa iyaa sih ?
"Iyaaa
      "Toh bktinya kiki gaperna iklas natap gw , apa dia jijik jii
"Kiki gagitu kok ,
      "Buktinya ?
"Gw jg gatau sma jln pkiran t anak ,
      "Jii , mngkin ini mmg slah gw yg udah brtahun2 gangelupain dia ,
"Logasalah moo , lo cma jjur sama hati lo ,cma dia yg gangerti elo ,
     "Dlu swktu gw llus ,gw brharap bnget stu kmpus terus dket kaya dlu ,
Nnton bioskop breng dia , kepantai dan mmluknya lgi, tp skrng gw udah ptusin buat pergi ,
"Lo ℳau kmn ?
      "Gw ℳau ngelupain dia  ∂ï kehidupan gw ,
"Maksud lo ?
     "Gw ℳau plng aja dan ngelanjutin perusahaan bokap gw ,
"Jadi lo akan tnglin kta smua ?
      " Plis klian jgn nylain gue jii , ini buad kbaikan gw juga , drpd dsni gw smkin tertekan , mndngan gw bntuin bokap gw aja
"Iyaa moo gue dukung lo ,terus kapan lo plng ?
      "2 hari ℓa̐ªǥȉ , malam ini dan malam bsok adalah malam trkhir gw disini , dan bsok gue akan disini untuk memandang laut ini , kalo kalian ℳau ksni aja bsok maalam
"Iyaaa moo gue cma bsa ngkut apa kata lo aja

Ojipun mngantarku plg ,
Dan keesokan  ñƴɑ̤̥̈̊ª gw jalan sma tmen2 gw ,

Disisi lain oji sdng berbncang dgn tmn2 ny

"Ka , ki kalian psti gatau momo bsol bklan balik ke ortu dia
      "Lo kok bisa ? "jwab kiki"
"It smua psti krna kiki ni ,"sahut kaka"
"Iyaa bner dia sllu nngis dsni , dan dia akan nglapin kiki buad hlg dr kota ini
    "Kok lo smua nylhin gue sih ?
Gw kan cma ngikutin kata hati

Yaudah lupain gue hrap ntar malam lu ℳau dtng ke pantai ,buat brsmanya trkhir kali , bhgiain dia mlm ini ki , dia sllu berharap berada dipelukan lo ,
Dia mngagumi lo slma ini
(Sahut oji pnjg lebar"

"Oke gue akan ksna ntar malam ,

Mlampun tba , momo berlari mnju pntai dan menaiki jmbtan yg diatas laut itu , momo berteriak skncang2  ñƴɑ̤̥̈̊ª
Berharap luka htinya bsa terobati ,
Menangis ,
Kiki knpa sih ªkυ͡ hrus bgini ?
Ini bkn kemauan ªkυ͡ kii ,
ªkυ͡ tau kamu jijik kan sma ªkυ͡ , kamu bnci kan ,
Apa yg kamu bncikan ki ? Apa yg kamu jijikkan ?
Jawab kiii jawabbbbb
Tangisnya smkin kncang tp
Ada siara yg mnyahut ,suara yg sgat dikenal momo Yªa suara kiki

"Kamu gasalah kok moo ,
ªkυ͡ yg bodoh tak bisa mncntai wnta stlus kamu ,
Maafin ªkυ͡ mmbuatmu tak bsa kluar dr cnta ini
ªkυ͡ udah anggep u adx sndiri moo,
ªkυ͡ bnar² mnta maaf

     "Seketika kiki mndkati momo dan memeluknya,
"Ini kan yg kamu ℳau ?
   "ªkυ͡ hnya terdiam
"ªkυ͡ mnta mAaf Yªa moo
    " ªkυ͡ msh terdiam

Pelukan itu , yg ak hayalkan slma ini , smua terujud , tp dia hnya mmluk dgn plukan semata bkn dr batin,
ªkυ͡ bgtu mrndukannya ,
ªkυ͡ mmluknya enggan tuk mlpaskannya ,
,
Dia mnghpus air mataku ,
"Sudahla mngis jalani masa depanmu ,msih bnyk yg lbih dr kk
     "ªkυ͡ ttp terdiam ,

Walaupun skrng dia ada dipelukanku tp htinya bkn untukku ,
Ohh tuhan terllu skit luka ini

Diapun mngtarku plng , dan pergi bgtu sja ,
Sperti mmpi tuhan "batinku"

Pagi2 ak tlah mmbreskan brang2 ku ,
Sopir pribadi ku tlah smpai sjak shubuh td ,

Kedua shbatku ada dihalam kost ku , dan kedua shbat kiki
Kaka dan oji
Tp dia entahlah
Mngkin enggan mlhatku lg
Ku peluk mrka smua dan sngja kuberi amplop putih yg berisi surat2 ku slama ini , yg blom smpat smpai ketangan kiki,

Dan ada 5 surat ,

20 juni ,

To : kiki ku ♡

" ♡̬'šª♈άϞƍ'♡̬  eeh "kakak" mksudku , hri ini ªkυ͡ lulus dan sprti jnji2ku pda tman2ku ªkυ͡ akan sekampus dgnmu , mskipun mma dan ppa ku mlrngku untuk kliah ,
Tp ªkυ͡ ttp brsaha dgn alasan2 konyol ku ,
Kak ªkυ͡ sngat rndu ªkυ͡ berhrap esok dsana ,
Kita bsa nnton bioskop breng,
Dinner breng. Kepantai dan mnjlin cnta lgii ,
Tnggu ak y kk syg
ªkυ͡ akan dtg ,

Slm syg : momo


Surat kedua

16 july

To kiki ku

Нę².. "̮ нę².. "̮ нę² maaf y kak nlis surat mlu , surat pertama blom smpe tp srat kedua udah dibikin
Oya kak ªkυ͡ udah dijakarta loo , ak skmpus sma kk , tp ak blom ktmu kk , ªkυ͡ hrap ntar malam ªkυ͡ akan ktmu kk mlalui oji dan kaka shbat2 kk itu loo
Udah dlu y kak momo ngntuk bye :*

From : momo

Surat ketiga ,

02 agustus

To kiki

"Kak knpa sih cuek bnget , kk kogitu sih ,
Kk knpa dngin bnget pdaku kak ? Apa ªkυ͡ trllu mnjijikkan ? Nympe kk mnghdar gitu aja ?

Surat keempat :

To : kiki

Hri ini ªkυ͡ sakit bnget , skrg ak brda  ∂ï bawah pohon kak , ak mngis dsini mnghdpi kcuek'an mu
Tega bnget kk blg ak cma adeg kk ,
:( knpa sih kak ªkυ͡ mncntaimu ,?

Surat kelima
To : kiki

Syg ini srat trkhir drku,
Trmakasih Yªa telah mnmaniku mlm ini ,
Mmelukku mmg it yg ak impikan wlau it plkan prtma dan trkhir drmu,
Ak ikut bhgia mndgar kbar kamu dkt dgn cewek bru itu
Jgn skiti dia y kak ,
Cukup ªkυ͡
ªkυ͡ akan pergi dri khdupan kk ,
ªkυ͡ akan cba jlni hri2 tmpa mmpi2 ku slma ini kak ,
Sngguh taak ada pngnti mu tp , suatu hri ak akan mmbhgiakan dia yg mncntaiku .
Jga diri baik2 y syg
Doaku sllu mnyertaimu

Wasslam :momo

"Dan skrng ªkυ͡ hrus bnar2 mlpakan dia dikhdpanku , mngkin dia mmg bkn jdohku ,

End*

Cerpen i love you brother

Pagi ini ªkυ͡ sedang mempersiapkan semua barang² ku
Karna mulai hari ini ªkυ͡ akan tinggal  ∂ï bandung
ªkυ͡  akan kuliah  ∂ï sana dan tingal
Dirumah tanteku

* * * *
Pesawatpun terbang .
2 jam akhirnya ªkυ͡ sampai , ªkυ͡ menunggu jemputanku
Dari jauh ku lihat om fedro dan tante mita mnjemputku,
ªkυ͡ pun dibantu mengangkat koperku kegarasi mobil
Skrng ªkυ͡ bisa tnang menikmati suasana bandung
Diperjalanan ku lihat pohon² rindang
Begitu indah dan cerah disini

* * * *
Akhirnya kami sampai juga dirumah ,
Rumah tante mita  ,
,,Om dan tante mnyruhku [T̶̲̥̅̊I̶̲̥̅̊D̶̲̥̅̊U̶̲̥̅̊R̶̲̥̅̊] ,krna ªkυ͡ kecapek'an dlm prjlnn sharian ,

Keesokannya ªkυ͡ bangun , hari ini hari libur jdi besok ªkυ͡ mlai masuk universitas baruku
,
Slsai mandi akupun sarapan ,
Dan izin sama tnte ingin melihat2 kota disini
Tante pun memangil seseorang untuk mnemaniku
"Regiiiiii , cepat "
   "ªkυ͡ pun kebingungan tante mangil siapa

Seorang cowok keluar ,
Astaga ganteng banged , mataku hmpir tak berkedip. 
"Nah kamu temani adegmu keliling daerah sini
    "Ooh ini momo Yªa (dia mnyulur tngannya)

"Eeh •I̶y̶a̶a̶aa̶(‘́⌣’̀ )" kak :) (seraya ku menjabat tnganya,
   "Nama kk regi deq , mama sering crta ttg adeg ternyta adeg cntik Yªa
(ªkυ͡ hnya tersenyum malu)

**aku pun pergi dgnnya mngunankan mobil  ñƴɑ̤̥̈̊ª
Jujur ada perasaan asing  ∂ï hatiku entah itu apa ªkυ͡ mrsa gelisah,

Dia mngajak ku keliling2 kota bandung ,makan dan hunting  ∂ï tmpat2 bersejarah
Hari sudah mulai gelap dia mngjakku kepantai losari,
"Deg gmna qta kepantai aja ,
     "ΤâÞi kan udah mlai gelap kak
"Itu lebih bgus deg kamu kan blom prna mlhat mthri trbnam dan mnkmati angin pantai malam
    "Yaudah deh kak.

Sesampainya dipantai ,
Dia memegang tnganku mmbwaku ketepi pantai
Hatiku berdebar2 entah apa yg terjadi apa ªkυ͡ mnyukai kk ku (⌣́_⌣̀) ohh tidaggg :(
  Kami berdua duduk diatas pasir ,
Melihat indahnya sore hari , matahri yg terbenam,
   "Bagus kan deg
"•I̶y̶a̶a̶aa̶(‘́⌣’̀ )" kak (kataku)
     "Qta entar malam aja plngnya
"Emg tnte Ğàªќ marah kak
     "Ğàªќ L̲̅ªђ kan kamu pergi sama kk
"•I̶y̶a̶a̶aa̶(‘́⌣’̀ )" kak. ªkυ͡ ngikut aja

Baju kami basah terkena deruan ombak ,
Dan kami tag perdulikan itu , karna kami mmbwa pakaian serep
Malam ini bintangg begitu banyak , bulan sngat terang
Kami berdua hanya termenung dibawah cahaya  ñƴɑ̤̥̈̊ª , dan skli2 diserbu ombak malam
   "Dingin Yªa (kata kak regi)
"•I̶y̶a̶a̶aa̶(‘́⌣’̀ )" kak "
    "Sini kk peluk (diapun memelukku"
"ªkυ͡ hanya hanyut dlam plukannya , ªkυ͡ mnyukai kk ku sendiri ,
Ohh betapa bodohnya ªkυ͡

Kamipun pulang , dan keesokan harinya ªkυ͡ dan kak regi pergi bareng kuliah krna qmi satu kampus
,
Hari2 ku bersama kak regi , ªkυ͡ smkin mncintainya
Mngkinkah ªkυ͡ bsa memilikinya dia kk ku (⌣́_⌣̀)
Saat ªkυ͡ lgi termenung ditaman kampus
Tiba2 kak regi memangil ku
   "Deg jajan yog kantin"
"•I̶y̶a̶a̶aa̶(‘́⌣’̀ )". Kak,
   (Itulah ªkυ͡ dan dia tiap hri sllu bersama , kmana2 berdua , makan serempak apa dia jg mncintaiku :t

Malam ini ªkυ͡ pergi kepantai sndirian ªkυ͡ ingin curhat pada deruan ombak,
Pantai losari adlah kehobianku ªkυ͡ sllu ksni
Krna ªkυ͡ bisa berteriak sekencang mngkin untuk mlpaskan beban  ∂ï dada ku
Malam ini ªkυ͡ mngis sejadi2  ñƴɑ̤̥̈̊ª dan berteriak
  "Tuhan perasaan apa ini ? Mengapa harus begini ªkυ͡ mncintainya dia kk ku :( mngkinkah kami bersatu tuhan ?
Jika tidag ªkυ͡ ingin perasaan ini hilang
ªkυ͡ lelah seperti ini tuhan :( ªkυ͡ smakin2 menangis ditepi pantai ,
Tiba2 dibelakangku ada yg berbicara
"Tuhan ªkυ͡ juga mencintainya "
(Dan itu suara kak regi"

Akupun berbalik badan kulihat kak regi berdiri dibelakangku .
Berati drtd dia mndengar apa yg tlah ªkυ͡ ktkan ,
Ö˚°◦oh malunya τâÞi ªkυ͡ sngad bhgia sAat ku dngar dia jg mencintaiku
,
Dia berjalan kearahku dan memelukku,
    "mo kk juga mncintaimu mo, dari awal kita ktmu sampe skrng , kk sngad mncintaimu
"ªkυ͡ pun memeluk  ñƴɑ̤̥̈̊ª juga ªkυ͡ menangis  ∂ï pelukanya ,
     "mo kamu ℳau Ğàªќ jdi pcar kk ?
"ΤâÞi gmna sama tante kak ?
   "Kita hdpi esok oKE
"•I̶y̶a̶a̶aa̶(‘́⌣’̀ )"

Kamipun menjlni hbngan kami , ªkυ͡ sngad bbhgiaa ªkυ͡ bsa memeluknya jika ªkυ͡ merindukannya,
1 tahun 2 3 thun berlalu
Hbgan kami sdah 3 thun ,
ªkυ͡ pun plg ke jkrta , krna sdah 3 thun mngalkan kota itu
ªkυ͡ permisi sm om tante,
Kak regi mngntar ku ,
Dialah kksihku yg mnemaniku 3 thun ini
Ssmpai dibandara ,
Dia mmluk dan mncium ku ,
" Hati2  ∂ï jalan y syg , jaga hatimu
Hatiku disini mnnti , cpat kmbli Yªa syg :*
     " •I̶y̶a̶a̶aa̶(‘́⌣’̀ )" sayang kpluk erat ia

ªkυ͡ pun mnaiki kapal kulambaikan tnganku yg ternyata lambaian terakhir,
Saat plng dr mngntarku dia kclakaan ,
Dia koma 3 hari
ªkυ͡ kmbli kebandung , brsma mma dan papaku
Ku mngis berlari dirumah skit untuk mnemuinya,
Kulihat dia trbaring pucat dgn infus diwajahnya,
ªkυ͡ memeeluknya kumenciumnya ,
Mngkin mama papa tante dan om mnggp ªkυ͡ mnyynginya sbgai seorang kk,
Mrka tdag tau 3 tahun ini kami mnjlni hbgan,
Regi pun mmbuka matanya,
"Sayang (dia memangilku)
    "Apa syg , syg bngun (ªkυ͡ mngis )
Kluarga kami heran , dia bertanya apa ini

Regi pun mnjlaskan ,
Om taan te , mama ,papa maafkan regi Yªa krna regi dan momo sdah mmbhngi kalian sbnrnya sdah 3 tahun qmi mnjlin hbgan ,
Smuanya hnya kaget ,

ªkυ͡ tak mmprdlikan mrka mngijinkan/tdag , yg ªkυ͡ tau ku sngad mncntainya ªkυ͡ ingin dia smbuh ,
"Syg "
  •I̶y̶a̶a̶aa̶(‘́⌣’̀ )" syg (kataku)
"ªkυ͡ mnta maaf
     "Buad apa kamu Ğàªќ pernah slah kok
"ªkυ͡ gabis jagain kamu lg
     "U ngmong apa
"ªkυ͡ hrus pergi , ªkυ͡ udah gakuat lg
    "ªkυ͡ Ğàªќ ℳau khlngan kamu kak ªkυ͡ sgad mncntaimu :(
"ªkυ͡ jga syg τâÞi qta jg takkan pernah bersatu qta sedarah ,
   "ªkυ͡ gapeduli ªkυ͡ mncntaimu
" Syg , maafin ªkυ͡

ªkυ͡ mngis sejadi2nya , mma papa dan yg lain hnya terdiam ,
Kk yg sgad ªkυ͡ cntai telah plng kepdanya , dia pergi mmg kamu tdag d jdohkan , kami mmg sedarah tp ªkυ͡ mncintainya,

Pemakaman slesai,
ªkυ͡ peluk makamnya krna ªkυ͡ akan plng kejakarta lgi ,
Ku peluk nisan kekasihku
"Sayang makasih Yªa atas slama 3 tahun ini ,
ªkυ͡ tdag akan mlpakannya slma sllu kukenang , namamu ceritamu dan cnta qta abadi slmanya ,

Skrng ªkυ͡ tidag brsma kk ku lgi , kk yg mnjdi kksihku , dia pergi istrhat slmanya , skrng 1 makam itulah tmpatku bercerita , smpai ªkυ͡ jg kmbli kpdanya .

Cerpen cinta yang tak berujung

CINTA YANG TAK BERUJUNG"


"Moo..." seorang pria bernama reki,
sedang berada di depan gerbang rumahnya sambil melambaikan tangan kepada kawan baiknya yang bernama Momo.
Wanita berambut kecoklatan itu pun membalas lambaian tangan reki dan kemudian berlari menghampirinya.
"Hay, rek, darimana lo?"
"Biasa.. jogging. nih, sama dia nih!" ujar reki sambil menunjuk ke arah pria tinggi berwajah oriental yang berada di sampingnya.
"Oh iya, Moo, kenalin,
ini sepupu gue, regii Dia baru datang dari korea kemarin.
Regi, she is my bestfriend, momo." ujar reki.
"Momo." Momo mengulurkan tangannya.
Saat itu, regi mendadak bengong sambil memandang Momo sambil senyum-senyum sendiri.
"Ehhhmm!" Reki menyenggol lengan regi.
"Emm... sorry. I'm regi.
Nice to meet you."
ujar regi sambil menjabat tangan momo.
"Nice to meet you too, regg.
You can speak bahasa indonesia, right?"
"Sedikit."
"Oh, Good"
"Reg, Momo ini temen deket gue.
Rumah dia ada di depan rumah kita.
So, lo bisa minta bantuan dia kalo pas lo lagi butuh apa-apa, τâÞi kalo gue lagi nggak ada di rumah.
Dia pasti dengan senang hati membantu. Okey?"
"Reki bener, regi.
 Kalo lo butuh guide tour, gue siap kok ngajak lo keliling Jakarta. Seriously."
"Hahaha... Geurae. Arraso. Gomawo." ujar regi.
"Waduh, apa artinya, tuh? Haha.." tanya Momo dengan tampang bingung
"I mean, okey  Aku mengerti. Terimakasih."
"Hahaha... Sorry. Aku belom sempet belajar bahasa korea."
"It's okay Moo.
Harusnya kan saya yang minta maaf karena ngomong bahasa korea ke kamu.
Udah tau ini Indonesia.
Hahaha... Sorry ya."
"Hahaha..it's oke gii." Momo dan regi saling tersenyum.
"Rrek, gi, gue permisi pulang dulu ya. gue mau mandi dulu."
"Okey Moo."
"Oh iya rek.
ntar gue ke rumah lo ya.
mau balikin komik yang kemaren gue pinjem"
"Okee..."
"Yaudah, gue pulang dulu ya. bye."
"Bye." Momo pun berlalu pergi.
Sejak melihat Momo,
pandangan regi tidak bisa lepas dari sosok Momo yang cantik dan menyenangkan itu.
Regi merasakan ada sesuatu yang berbeda sejak ia melihat gadis berambut coklat itu.
Hatinya mulai berdebar-debar dan seperti orang ling-lung yang tak tau harus berbuat apa jika bertemu dengannya.
"Woy! Nglamun aja lo? Kenapa? Cantik?" tanya reki.
"Hehe. Ania. Aku nggak papa, rek."
"Hahaha... Ya udah gii, let's go! Kita masuk aja ke dalem."
"Geurae." ujar regi.
Reki dan regi pun masuk ke dalam rumah.
Setelah masuk ke dalam rumah,
 Mereka mengobrol di taman rumah reki.
Reki membaca komik kesayangannya di atas ayunan yang terletak di taman depan rumahnya,
dan regi asik melamun sambil sesekali menyeruput cappucino kesukaannya.
Melihat Sepupunya yang mendadak hobby ngelamun, reki kembali menegurnya.
"Gii, lo dari tadi diem aja. Kenapa sih lo?"
"Ania, rek. Aku nggak papa."
'Nggak papa tapi diem aja." Regi tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
"Rek, gii." tiba-tiba, momo datang.
kedatangan Momo pun membuat regi merasa senang sekaligus canggung,
karena gadis yang sedari tadi menaungi pikirannya, telah hadir dan berdiri di hadapannya.
"Eh, Moo, sini." Ujar reki.
Momo mengangguk dan duduk di sebelah reki.
"Nih, rek, komik lo.
thanks ya." Ujar Momo sambil memberikan sebuah komik kepada reki.
"Okeh, sama-sama, Moo." Ujar reki.
Melihat kedekatan reki dan Momo,
Regi merasa agak terganggu.
Regi sendiri tidak mengerti mengapa ia mempunyai rasa yang seperti itu.
Regi kemudian berniat melangkah masuk ke dalam, namun, tiba-tiba saja ada yang menahan tangannya.
"Lo mau kemana?" Ujar reki.
"Nggak, rek, aku cuma.."
"Moo, ajak si regii jalan, gih! Kayanya dia udah mulai sumpek dirumah, nih! Bentar lagi, gue juga harus ke rumah temen gue.
Ada urusan sebentar.
Lo bisa kan, urusin nih bule?" Ujar reki.
Momo tersenyum,
lalu mengangguk pelan.
"Siap boss!" lanjutnya.
"Udah, gii.
Daripada lo bengong aja dirumah,
mendingan jalan tuh ama Momo.
Dia punya referensi tempat-tempat keren di Jakarta. Lo pergi aja ama dia. Okey?" Regi terdiam sejenak, lalu tersenyum lembut.
"Oke." ujarnya.

***

"Cafenya keren." Ucap regi siang itu pada Momo. Momo tersenyum lembut sambil menyeruput teh hangat di hadapannya.
Hujan rintik-rintik siang itu,
membuat suasana cafe itu semakin terasa sejuk dan menyegarkan.
Terlebih lagi untuk regi.
Disaat seperti ini,
ia duduk bersama wanita yang beberapa jam belakangan ini merenggut semua perhatiannya.
Ya, cafe ini terasa lebih romantis.
"So, kamu udah kenal lama sama reki?" tanya regi. Momo mengangguk.
"Kira-kira, empat atau lima tahun yang lalu.
Waktu itu, aku baru pindah kesini.
Dan kita sama-sama duduk di kelas 1 SMA.
Dan kebetulan juga, kita satu kelas."
"Oh, begitu. Pantas, kalian kelihatan dekat sekali."
"Yup! Emang banyak sih yang ngira kalo aku sama reki itu, couple. But, you know, we just bestfriend. Nggak lebih."
"Kalo dilihat-lihat sih, kalian emang cocok! Kenapa kalian nggak pacaran aja?"
"What? Haha... Are you kidding me? Ckckck, just, forget it! Itu nggak akan pernah terjadi, gii. Haha... Ya udah, gue ke toilet dulu ya.."
 ujar Momo.
Ketika ia berjalan menuju toilet,
ia tersandung kaki meja.
Akibatnya, ia hampir terjatuh.
Namun dengan sigap,
Regi menangkap tubuh mungil Momo.
Ada moment dimana mata mereka berdua bertemu. Keduanya saling membisu.
Saling tatap tanpa mengatakan apapun.
Ada rasa berdebar di hati keduanya.
Rasa yang selama ini tidak pernah mereka rasakan. Waktu seakan berhenti.
Dunia seakan membisu seketika.
Yang ada hanyalah mereka berdua.
Mereka berdua dan semua rasa yang tak bisa diungkapkan itu.
"Emm.. Sorry." Regi akhirnya memecah keheningan tersebut sambil melepaskan tubuh Momo yang sudah berdiri dengan tegak.
" Are you okay?" Tanya regi.
Momo mengangguk malu-malu.
"Thanks." Ucap Momo sambil berlalu pergi.

***

Malam itu, reki tidak bisa tidur nyenyak.
Ia merasa sangat gelisah.
Gelisah memikirkan hubungan sepupunya,
Regi dan sahabatnya,
Momo yang akhir-akhir ini terlihat semakin dekat. Kenyataannya adalah,
Reki telah mencintai gadis itu sejak 4 tahun yang lalu.
Namun, ia tak pernah berani menyatakan perasaannya karena Momo selalu menekankan kepadanya,
bahwa Momo tidak akan mungkin menjadikan hubungan persahabatan menjadi hubungan cinta. Bagi Momo,
persahabatan dan cinta adalah hal yang sangat berbeda.
Atas alasan itulah,
 Reki selalu mengurungkan niatnya untuk menyatakan perasaannya kepada Momo.
Selama ini, ia memang berusaha untuk terlihat biasa kepada Momo.
Itu semua ia lakukan agar Momo tidak mengetahui perasaannya yang sebenarnya.
Dan sekarang masalahnya bertambah rumit dengan kedatangan regi yang membuat hubungannya dengan Momo semakin renggang.
Reki masih terus gelisah sambil memandangi langit-langit kamarnya yang tiba-tiba di penuhi oleh bayangan wajah Momo.
Lamunannya buyar ketika pintu kamarnya di ketuk.
Tok.. tok... Tok...
"Masuk" ujar reki.
"Hey boy!" Regi muncul di ambang pintu.
"Lo gi. Belom tidur lo?" ucap reki. Regi menggeleng. Ia melangkah masuk ke kamar sepupunya itu.
"I got insomnia. Kamu sendiri, belum tidur?"
"Aaahhh... Kayanya insomnia lo nular ke gue, deh gii. Gila, udah jam 2 malem gue masih belom ngantuk." ucap reki.
"Yaudah, kita ngobrol-ngobrol aja, rek."
"Good idea." Regi tersenyum.
Ia kemudian duduk di sebelah sepupunya itu,
"Emm.. Rek,"
"Ya?"
"Can I ask something"
"Sure. About what?"
"It's about... Momo."
"Momo? Kenapa sama dia?"
"Rek, apa dia sudah punya kekasih?" Ujar regi.
Reki terdiam.
Ia sedikit terkejut dengan pertanyaan regi.
" Hmh! Lo itu knowing every particular object, tau nggak! KEPO!"
"Aahh.. C'mon, boy! Answer my question!"
"Oke, oke. Setau gue sih, cowok yang selama ini deket ama dia cuma gue dan abangnya dia,
si cebong tuh.
Selain itu sih nggak ada lagi kayanya."
"Aah, jinjja?"
"Nggak tau pasti sih.
Tapi setau gue dia nggak pernah pacaran, deh, gii."
"Ah, bagus sekali." bisik regi.
"Apa?"
"Emmm.. Nggak nggak. Nggak papa kok rek."
"Lo kenapa sih gii? Kayanya lo pengen tau banget soal Momo. Lo tertarik ama dia, ya?"
"Emmm.. Yaa.. Begitulah." Ujar regi malu-malu.
Reki terkejut.
Ia tau hal ini akan terjadi pada akhirnya.
Ia merasa agak marah dengan sepupunya itu.
Tapi, Bagaimanapun juga,
regi adalah sepupunya.
Dan regi juga tidak tau bahwa ia juga menyukai Momo.
Ia tidak punya alasan untuk marah.
Dan tidak seharusnya juga ia punya rasa yang seperti itu pada regi.
"Rek, kok kamu diem? Aku salah, ya?"
"Ania, gii. I just... Hooooaaaaammmm.. Sleepy.." Ujar reki.
"Arraseo. Aku ke kamar dulu ya, rek. Kamu tidur saja ya?"
"Geurae."
"Good night, boy!"
"Good night, gii."
Regi pun meninggalkan kamar reki.
Reki menarik selimutnya dan menutup seluruh tubuhnya.
Ia marah dengan semua keadaan ini.
Ia mengutuk semuanya termasuk dirinya sendiri. Ia tidak tau kisah ini akan berujung bagaimana, namun ia sudah tak mau peduli lagi. Sama sekali tak mau peduli lagi.

***
Drrrtt... Drrrttt... Pagi-pagi begini handphone reki bergetar.
Reki yang baru bisa tidur sekitar jam 3 pagi, masih sangat malas untuk bangun.
Ia kemudian meraba-raba untuk mencari handphonenya.
Dengan mata yang masih terasa berat, ia mengangkat teleponnya.
"Hallo.." Ujarnya malas.
"Bro, lo lagi sama momo, nggak?"
"Oh, lo, cebong.
Nggak, gue nggak lagi sama Momo.
Gue aja baru melek nih! Emangnya kenapa?"
"Mobil gue dia yang bawa. Sejam lagi, gue ada urusan mendadak,
dan gue nggak tau harus pergi naik apaan.
Si Momo handphonenya juga ketinggalan di rumah nih."
"Oh, gitu. Ya udah, lo tunggu gue.
10 menit lagi, gue ke rumah lo.
Kita cari Momo sama-sama.
Kebetulan, gue juga mau ke kampus sebentar. Oke?"
"Oke, thanks ya rek."
"Oke."
Reki segera bersiap.
Setelah membersihkan badan dan merapikan kamarnya, reki segera mengeluarkan motor merah besarnya dan menjemput cebong di rumahnya.
"Oke. Kita harus mulai cari si Momo kemana nih?"
"Emmm... Mungkin ke cafe tempat dia biasa nongkrong, kali ya."
"Yaudah, oke. Yuk cepetan. Gue buru-buru nih!"
"Oke bong. Santai aja."
 Reki mulai melajukan motornya.
Ketika melewati taman komplek,
tiba-tiba cebong menyuruh reki untuk berhenti.
"Rek.. Stop stop stop..."
"Ada apa?"
"Itu mobil gue." ujar cebong sambil menunjuk ke arah mobil sport merah miliknya.
"Lah, terus Momo nya kemana?"
"Kita cari yuk, rek." Ujar cebong sambil turun dari motor reki.
Mereka berdua melangkah masuk menuju taman komplek tersebut.
Tidak jauh mereka berjalan,
mereka berdua melihat Momo dan regi duduk berdua di bangku taman itu sambil menikmati ice cream cone.
Mereka terlihat sangat akrab.
Mereka tertawa berdua seakan sudah saling mengenal lama.
Regi bahkan mulai tidak canggung untuk melingkarkan tangannya ke pundak Momo.
Reki berdiri terpaku disana.
Ia menatap regi dan Momo dengan penuh penyesalan.
Penyesalan karena ia tak pernah memanfaatkan kesempatan ketika ia sedang bersama Momo.
Ya, dia menyesal karena hari ini ia sadar, bahwa ia tak lagi mempunyai kesempatan untuk memiliki Momo.
"Bro, lo... Nggak papa?" Ujar cebong sambil menepuk pundak kawan baiknya itu.
Cebong memang sudah tau keadaan yang sebenarnya.
Cebong sudah tau bahwa reki mencintai adiknya sejak dulu.
Cebong pun mencoba menenangkan reki.
Reki yang masih terdiam terpaku disana tanpa berbicara apapun.
"Bro.." Ujar cebong lagi.
"Aaaaaahh..." tiba-tiba reki merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya.
"Rek.. Reki... Lo kenapa rek?" ujar cebong yang mulai panik.
"Aaahh... Sakiitt..." Rintih reki.
"Tolo..."
"... Bong... Jangan teriak." Reki menahan cebong yang berniat berteriak minta tolong.
"Please... Aaahh... Jangan teriak. Nanti... Momo sama regi.. Denger.."
"Trus gue harus gimana, rek?"
"Bawa gue ke rumah sakit sekarang, bong. Bawa... gue sekarang."
"O-oke... Oke rek." Cebong pun segera membawa reki ke rumah sakit dengan menggunakan motor reki.

***

"Rek, kenapa lo nggak pernah cerita ke gue soal ini semua?" Ujar cebong pada reki.
Reki yang masih terbaring di ranjang rumah sakit tersebut melepaskan selang oksigen yang ada di hidungnya lalu ia bangun dan duduk di hadapan cebong.
Ia tersenyum lebar.
"Apa gunanya lo tau semua ini, bong? Toh nggak akan ada pengaruhnya buat lo, kan?"
"Man, Leukimia stadium lanjut!!! Lo pikir penyakit lo itu main-main? Hah?"
"Ya terus?"
"Ya terus? Ya Nggak seharusnya lo nyimpen ini sendirian, rek."
"Kalopun gue cerita sama lo, nggak akan bisa memperpanjang umur gue, kok! Ya kan? Haha.."
"Stupid!"
"Oh, c'mon, man! Nggak usah serius begitu lah. Oh iya, urusan lo hari ini gimana, bong?"
"Jangan mengalihkan pembicaraan, rek."
"Sorry." Cebong terdiam.
Sejujurnya, ia sangat marah pada reki.
Ia tak menyangka sahabatnya ini menyembunyikan hal seberat ini darinya.
Cebong menghela nafasnya.
"Lo mungkin bener, rek.
Semua ini nggak ada pengaruhnya buat gue.
Tapi ini akan berpengaruh besar buat Momo.
Dia pernah ngomong ke gue, kalo Dia udah menganggep lo segala-galanya buat dia, rek.
Apa jadinya kalo tiba-tiba lo pergi gitu aja ninggalin dia?" ujar cebong.
Reki tersenyum ragu.
"Lo nggak perlu mengarang bebas kaya gitu hanya buat nyenengin gue, bong.
Yang segala-galanya buat dia itu ya sepupu gue,
si regi. Tapi kalo gue... Gue cuma orang yang ngga berarti apa-apa buat Momo." Ujar reki.
"Oh, lo pikir begitu? Menurut lo,
Momo lebih menganggap regi yang masih 3 hari di kenalnya itu segala-galanya buat dia di bandingkan lo yang udah 4 tahun kenal dia.
Begitu?"
"Kenyataannya begitu, kan?"
"Terserahlah lo mau percaya aama kata-kata gue atau nggak.
Tapi gue nggak akan pernah rela kalo lo nyakitin adek gue dengan cara ninggalin dia.
Gue... Nggak akan... Pernah... Rela! Ngerti lo! Makanya itu... Lo harus sembuh, rek! Harus!" ujar cebong mulai emosi. Reki tertawa.
"Thanks ya abang! Haha.." Ujarnya menggoda cebong.
Cebong menubruk badan reki seketika dan menepuk punggung kawannya itu.
"Semangat ya, man! Buat adek gue."
"Pasti, bong.
Makasih ya. Oh iya, satu lagi. Jangan cerita soal penyakit sialan ini ke siapapun ya.
Termasuk, regi, dan terutama... Momo. Jangan biarin mereka tau hal ini."
"Emang kenapa?"
"Emmm... Anggap aja ini surprise dari gue buat mereka.
Gue juga nggak mau, mereka kepikiran sama penyakit gue yang nggak seharusnya mereka pikirin ini."
"Tapi rek..."
"Bong.. Please lah... Lo kan biasanya paling jago kalo nyimpen rahasia.
Kali ini, tolong jaga rahasia gue lagi. Ya bong? Gue mohon sama lo."
"Hmmhh... Ya oke. Ini gue lakuin demi persahabatan kita. Bukan demi lo! Paham?"
"Haha... Iya, paham. Thanks ya."

***

4 bulan kemudian, tiba saatnya untuk regi pulang ke Korea.
Liburannya sudah habis.
Dan sekarang, saatnya ia melanjutkan kuliah dan membantu ayahnya mengurus perusahaannya di Korea.
Selama 4 bulan ini, regi merasa telah menemukan belahan jiwanya.
Ia menemukan segala-galanya pada sosok Momo. Momo yang selama 4 bulan ini dengan setia menemaninya kemana pun ia pergi.
Sore itu, mendung menyelimuti langit Jakarta.
Regi dan momo sedang berada di cafe tempat biasa mereka mengobrol.
Tapi saat itu, suasana tidak secair biasanya. Ketegangan sangat terasa di antara mereka.
"Moo," ujar regi sambil menatap Momo.
tetapi Momo tak kuasa untuk menatap pria itu.
Ia memandangi cangkir kopinya yang ia mainkan di atas meja.
"Kamu, pasti udah tau apa yang mau aku sampaikan, ya kan?" tanya regi.
Momo mengangguk perlahan.
"Moo," ujar regi lagi.
Momo masih tak bergeming.
Kedua tangan regi menarik kedua tangan Momo yang sedari tadi asik memainkan cangkir kopi.
Usahanya berhasil.
Kali ini Momo menatapnya.
Menatapnya sangat dalam.
"I love you, Moo. Aku cinta kamu." ujar regi.
Momo terkejut.
Wajahnya mulai sedikit pucat.
"Aku tau ini terlalu cepat. I know that. But, trust me. I love you from my deepest heart.
Aku menemukan segala yang aku butuhkan dan yang aku inginkan dalam diri kamu, moo.
You are my first love. And I believe, you are my last love." ucap regi.
Momo masih diam terpaku.
Menyisakan rasa penasaran dalam diri regi.
"Momo, I..."
"Aku juga suka sama kamu, gii." ucap Momo cepat.
"Apa?" Regi mendelik tak percaya.
"Saranghaeyo, gii.
" Ucap Momo.
Regi tersenyum lebar.
Matanya berbinar-binar.
"Hahaha... Sejak kapan kamu bisa bahasa Korea?"
"Hmh... Since I found you."
"So sweet...! Hahaha... Jadi, kita pacaran?" Momo mengangguk kencang.
Regi langsung menubruk badan Momo dan memeluk wanita itu erat.
"Tapi... Kamu..." Ujar Momo.
Regi melepaskan pelukannya.
"Kapan kamu pulang ke Korea, gii?"
"Besok."
"Secepet itu?"
"Waktu liburanku sudah selesai, Moo.
Kamu janji ya, apapun yang akan terjadi nantinya, kamu harus tetap menungguku. Oke?"
 Momo kembali diam tak bergeming.
Ia hanya bisa menatap regi dalam diam.
"Moo, promise me?" Momo masih diam.
"Oh, c'mon, Sweetheart. Please, say something, or I will start to cry.." ucap regi.
Matanya mulai berkaca-kaca.
"Lee, can I crying now?" Ujar Momo.
Air matanya sudah tidak bisa dibendungnya lagi. Hujan turun perlahan mengikuti air mata yang jatuh dari kelopak mata Momo.
Regi kembali memeluk erat kekasihnya.
Air matanya pun akhirnya jatuh juga.
Mereka berpelukan.
 Suara hujan rintik-rintik yang jatuh ke tanah mengiringi kebersamaan mereka sore itu. Kebersamaan yang mungkin akan berakhir sebentar lagi.
Keesokan harinya, Momo, reki, dan cebong mengantarkan regi ke bandara.
Di perjalan menuju Bandara,
Momo merasa perpisahannya dengan regi semakin dekat.
Ketika sedang berada di mobil pun,
Momo tak mau melepaskan tangannya dari lengan regi.
Seakan mengerti kegelisahan kekasihnya,
 Regi membiarkan lengan dan tubuhnya di dekap erat oleh Momo tanpa ada rasa risih sedikitpun. Setibanya di Bandara,
Regi menarik koper besarnya dengan tetap tersenyum walau terkesan sedikit dipaksakan. Bagaimana tidak,
ia akan mulai menjalani hubungan jarak jauh dengan Momo.
Hubungan yang sangat tidak mudah dilakukan.
Ia sangat berat melakukan ini semua.
Tapi apapun yang terjadi, regi yakin,
bahwa cinta mereka akan membuktikan kekuatannya.
Regi berdiri tegap di hadapan Momo, reki dan cebong.
Ia tersenyum lembut.
Mata Momo mulai basah karena air mata.
Cebong merangkulkan tangannya ke pundak adiknya yang sedang bersedih itu.
Regi mengusapkan jarinya ke wajah Momo untuk menghapus air matanya lalu merentangkan kedua tangannya.
Tanpa berpikir lama,
 Momo langsung menubruk badan regi.
"Cepet balik kesini, gii.
Cepet jemput aku." ucap Momo lirih.
"Pasti, Moo.
Pasti. I'm promise."
"I will waiting for you, gii.
Always. Aku janji."
"I trust you, Moo.
I trust you.
Sorry karena aku harus meninggalkan kamu.
Tapi aku jamin, ini nggak akan lama. Okey?" Momo mengangguk perlahan.
 Regi kemudian melepaskan pelukannya.
Kemudian ia memeluk sepupunya.
"Jaga dia ya rek.
Aku percayakan dia ke kamu." Ujar regi pada reki.
Reki pun mengangguk dengan mantap.
"Lo nggak usah khawatir, gii.
Tanpa lo minta pun,
 gue akan selalu jaga Momo.
She's my bestfriend.
Udah kewajiban gue buat jaga dia."
"Good. Thank you untuk semuanya, ya. Kalau ada waktu, main ke Korea.
Appa and umma will be happy if you spend your time in Korea."
"Oke, gii. Arraseo.
Salam buat keluarga disana ya." Regi mengangguk.
"Bong, sampai ketemu lagi, ya."
"Okey, gii.
See you, ya. Hati-hati di jalan."
"Oke. Keep your sister, okey?"
"Absolutely. Don't worry."
"Good. Ya udah. Aku pergi ya.
Sampai ketemu lagi. Sweetheart, I will come again soon. Understand?"
Momo mengangguk.
Regi tersenyum,
melambaikan tangan,
berbalik badan, dan berjalan memasuki pintu pesawat.
Momo menangis tersedu.
Ia memeluk erat-erat cebong dan menenggelamkan wajahnya di dada cebong.

***

6 bulan kemudian, Momo masih menjalin hubungan dengan regi.
Walau tak bisa saling bertemu,
mereka masih sering berkomunikasi lewat internet. Email, skype, atau apapun.
Dengan begitu saja,
sudah membuat Momo bahagia walaupun hubungan mereka terpisah oleh jarak yang cukup jauh.
Namun, sudah 2 bulan belakangan ini, Momo sangat sulit menghubungi regi.
Regi tidak pernah lagi membalas email-emailnya. Hal ini membuat Momo sangat gelisah.
"Nih," reki memberikan selembar kertas kepada Momo.
"Apa ini, rek?"
"Tiket pesawat ke Korea."
"Ha? Maksudnya?"
"Daripada lo galau aja mikirin regi yang udah 2 bulan nggak ada kabarnya,
 mending lo susulin aja dia ke Korea."
"Ha? Gila lo! Mana berani gue! Gue aja nggak bisa bahasa Korea.
Gue juga nggak tau alamat dia yang disana. Sendirian ke Korea sama aja bunuh diri."
"Yee... Gue juga nggak akan biarin lo kesana sendirian lah! Gue akan temenin lo."
"Lo... Mau nganterin gue?"
"Yuupp!"
"Ke Korea?"
"Udaahh.. Mendingan lo sekarang siap-siap. 2 hari lagi kita berangkat."
"Kuliah gue gimana?"
"Gue udah bilang ke anak-anak buat ngehandle absen lo selama 4 hari.
Udah, lo tenang aja.
Semuanya udah beres.
Kita tinggal berangkat aja."
 Momo tersenyum lebar dan langsung memeluk reki erat.
"Makasiiiihhh... Makasih kii.
Gue nggak tau kalo hidup gue tanpa lo, kii."
"I-iya.. Moo, sama-sama. Oh iya. Satu lagi. Ini, gue beliin baju hangat, jaket, dan sepatu khusus musim dingin.
Soalnya disana lagi winter.
Kalo lo pake baju beginian sih bisa mati beku lo disana."
"Ya ampun rek.
Lo baik banget ama gue.
Makasih banyak ya rek.
Gue nggak tau gimana cara bales semua kebaikan lo ini."
"Dengan cara lo bahagia.
Kalo lo bahagia, utang budi lo ama gue, lunas!"
"Makasih rek,"
"Iyeeee..." Reki mengacak-acak rambut Momo dengan gemas.
"Udah ah. Lo makasih melulu.
Mendingan sekarang lo packing. Oke?" Momo mengangguk.

***

2 hari kemudian, rek dan momo berangkat ke Korea. Hati Momo sangat berdebar-debar.
Rasa bahagianya tak bisa lagi di ungkapkan. Rindunya pada sang kekasih yang sudah 6 bulan ia rasakan, sebentar lagi akan terobati.
Sesampainya di Korea,
waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam waktu Korea.
Reki dan Momo pun memutuskan untuk menginap di hotel.
Di hotel, Momo mencoba untuk menghubungi regi, namun hasilnya sama saja.
Regi tidak menunjukkan respon apapun.
Hal ini membuat momo agak cemas.
Ia takut, bahwa kekasihnya itu akan melupakannya dan akhirnya akan meninggalkannya.
Namun, berbekal kepercayaannya pada regi,
Momo mencoba untuk terus berpikir positif.
Keesokan harinya,
Momo dan reki langsung ke rumah regi untuk menemuinya.
Namun, ketika sampai di sana,
di rumah regi sangat ramai.
Seperti ada pesta yang sedang di gelar.
"Rek, kok rame banget ya? Lagi ada acara apa ya?"
"Gue juga nggak tau.
Ya udah kita masuk aja yuk!" Momo dan reki akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam rumah regi.
Ketika mereka masuk ke dalam rumah itu,
mereka melihat seorang wanita yang sedang memasukkan cincin ke dalam jari manis regi.
 Reki dan Momo mendelik tak percaya.
Mereka tidak percaya bahwa hari itu adalah hari dimana regi bertunangan.
Momo mulai menangis.
Reki merangkulkan tangannya ke pundak Momo, namun Momo menepisnya.
Momo berjalan tertatih mendekati regi dan tunangannya tersebut.
"Gii..." ujar Momo lirih.
Regi menoleh ke arah Momo.
Ia mendelik kaget.
"Momo..."ujar regi kaget.
Momo hanya diam sambil menangis.
"Aku... Aku bisa jelaskan..." ujar regi sambil mendekati Momo.
"Enough!!! Enough, gii!
Aku udah liat semuanya! Aku nggak butuh... Aku nggak butuh penjelasan kamu! Congratulation! Semoga kamu bahagia, gii!" ucap Momo.
Momo lalu berlari kencang keluar rumah.
"Moo... Momo tunggu!!!" Regi mencoba untuk mengejar Momo.
Namun tiba-tiba, reki menahannya.
"Cukup gii!
Jangan ganggu Momo lagi!" Ucap reki.
"Rek...rek... I can explain everythings!"
"Enough!! Enough, gii!
Gue nggak mau liat lo, ganggu Momo lagi. Okey?"
"Tapi rek,"
"I SAID ENOUGH!!! ENOUGH, gii!
Gue nggak mau lo nyakitin dia lagi! Lebih baik lo balik ke tunangan lo itu sekarang."
"Rek, please.."
"Satu lagi. Asal lo tau, gii.
Gue nyesel udah bawa dia kesini.
Dan gue lebih nyesel,
karena gue udah pernah ngerelain dia buat lo! Dan gue nggak akan pernah ngulangin kesalahan gue itu lagi! Remember that!"
"What do you mean, rek?" tanya regi.
Reki tak menggubris regi.
Ia lalu berlari mengejar Momo.

***

"Lo mau balik ke Indonesia sekarang, Moo?" ujar reki.
Momo yang masih agak sesenggukan menggeleng perlahan.
"Gue nggak papa, rek.
Tiket pesawat kita ke Indonesia kan jadwalnya besok."
"Sorry ya, Moo,
kalo gue tau semuanya akan kaya gini,
gue nggak bakal bawa lo kesini."
"It's okay rek.
Ini bukan salah lo kok.
Gue tau niat lo baik.
Mungkin ini semua udah takdir yang harus gue jalani.
Gue... Cuma nggak nyangka aja, Kalo regi bisa ngebohongin gue kaya gini."
"I know, Moo." Momo tersenyum lirih.
Senyum yang menunjukkan kesedihan yang teramat dalam.
Reki tidak kuasa menatap mata Momo.
Mata yang biasanya menunjukkan keceriaan itu,
kini menunjukkan kesedihan dan kepedihan yang sangat dalam.
 Reki menghela nafasnya.
"Moo,"
"Ya rek?"
"Sepulang dari sini, gue.... Gue akan ngelamar lo." ujar reki tegas.
"Apa? Rek, lo lagi bercanda ya? Nggak lucu tau!"
"I'm not kidding. Moo,
sekarang gue udah nggak mau bohongin perasaan gue sendiri. Gue... Gue cinta sama lo, Moo.
Sejak pertama kita ketemu 4 tahun yang lalu.
Tapi, gue selalu nggak berani ngungkapin perasaan gue, karena lo selalu bilang kalo persahabatan dan cinta itu hal yang berbeda dan nggak bisa disatuin."
"Rek, kita itu nggak akan pernah bisa jadi pasangan. Lo kan udah tau sendiri kalo kita itu..."
"Please, Moo.
Setidaknya kasih kesempatan buat gue buat masuk ke dalam hati lo.
Gue nggak mau bohongin perasaan gue lagi.
Liat apa jadinya kalo gue terus-terusan bohongin perasaan gue.
Lo jadi tersakiti karena orang lain, Moo.
Moo, sekarang gue yakin,
kalo nggak ada orang yang tepat buat ngedampingin hidup lo selain gue."
"Rek,"
"Demi tuhan, Moo.
Kalo kita bisa jadi pasangan hidup, gue nggak akan pernah nyakitin lo. Demi tuhan, Moo." Momo memandang reki.
Air matanya mulai jatuh.
Ia lalu memeluk reki erat.
"Kenapa lo baik banget sama gue, rek? Kenapa?" Tanya Momo sambil berlinangan air mata.
"Karena... Karena gue sangat mencintai lo, Moo." ujar reki lirih.
"Thank you, ya rek.
Makasih banyak untuk semuanya."
"Aaahhh..." Reki tiba-tiba merintih kesakitan sambil mencengkram erat rambutnya.
"Rek... Rekii.... Lo kenapa, rek?"
"Nggak... Nggak papa... Gue cuma agak pusing..."
"Y-yaudah.
Yuk gue bantu lo jalan.
Kita balik ke hotel aja ya. Oke?"
"Moo..." Reki menahan tangan Momo.
"Ya?"
"Aahh.. Moo... Lo... Lo mau kan, jadi istri gue?" Ujar reki.
Momo terdiam sejenak,
lalu mengangguk perlahan.
Reki tersenyum sambil terus meringis kesakitan.
"Thanks." ujarnya.
"Ya udah, sekarang kita balik ke hotel ya.
Nanti gue anterin lo ke kamar hotel lo. Oke?" Reki mengangguk.
Sesampainya di hotel,
Momo langsung membantu reki untuk merebahkan diri di kasur kamar hotel . Namun tiba-tiba,
Momo menyenggol beberapa kertas yang terletak di atas meja telepon di kamar tersebut.
Alhasil, semua kertas itu berserakan di lantai.
"Apaan nih rek?" ujar Momo sambil memunguti kertas-kertas tersebut.
"Moo, no!!! J-jangan dibaca!" Ujar reki.
Tetapi ia terlambat.
Momo langsung membaca kertas-kertas tersebut.
"A-apa? I-ini nggak mungkin... Ini nggak mungkin.. L-lo... L-lo sakit leukimia, rek? Rek,
ini nggak mungkin kan? Ini..."
"Itu kertas hasil lab gue beberapa bulan lalu, Moo." ujar reki pasrah.
Hari itu, ia tau, bahwa rahasia terbesarnya tidak bisa lagi di tutup-tutupi dari Momo.
"A-apa?"
"Gue di vonis leukimia 1 tahun lalu.
Gue sengaja bawa berkas-berkas itu ke Korea. Karena gue berharap,
medis disini lebih canggih daripada Indonesia.
Ya, siapa tau aja hidup gue bisa lebih panjang sedikit.
Syukur-syukur kalo penyakit sialan ini bisa hilang." ujar reki santai.
"L-lo... Lo kenapa nggak pernah cerita ini sama gue? Kenapa lo nyimpen semua ini sendirian?"
"Buat apa? Toh walaupun gue cerita ke lo, nggak akan ngehilangin penyakit gue ini. Ya kan?"
"Tapi setidaknya...."
"Nah, ini... Ini yang paling gue males.
Gue nggak mau cerita ke lo karena kalo gue cerita, lo pasti jadi cerewet kaya gini.
Sama kaya abang lo! Persis!"
"Bang cebong  juga tau tentang ini?"
"Dia kan loker rahasia gue.
Semua rahasia gue ada di dia. Hahaha..."
"Rek, gue nggak bercanda, rek!"
"Sorry."
"Lo tuh... Stupid! Lo tuh bener-bener..."
"C'mon, girl! I'm okay.
Jangan terlalu khawatir lah!" Momo mulai menangis. Ia kemudian memeluk reki sangat erat.
"Yaelah. Ngapain sih tuh pake nangis segala? Cengeng lo ah!"
"Jangan tinggalin gue, rek.
Please jangan tinggalin gue.."
"Sorry ya Moo.
Mungkin gue akan duluan.."
"No! Lo nggak boleh ngomong gitu! Lo tau kan, kalo lo nggak sendirian? Gue... Gue selalu ada disini buat lo, rek.
Okey?" ujar Momo.
"I know.
Makanya, gue mau lo jadi temen gue, Moo.
Temen gue yang bisa mendampingi hidup gue sampai pada akhirnya nanti,
gue kalah sama penyakit ini."
"Nggak! Lo nggak boleh ngomong begitu, rek! Lo pasti sembuh! Pasti!!! Berjuang ya?"
"Lo mau nemenin gue berjuang kan, Moo? Lo mau kan terus dampingin gue?"
"Pasti! Pasti rek!"
"Makasih Moo." Reki semakin mempererat pelukannya.

***

Beberapa hari setelah itu, Momo mulai bisa menerima reki sebagai pengganti regi di hatinya. Menurutnya,
Reki telah banyak berbuat baik kepadanya.
Dan sekarang, reki tengah berjuang untuk melawan penyakit leukimia yang diidapnya.
Karena itulah, Momo cukup yakin untuk mendampingi hidup reki dan menemaninya untuk berjuang bertahan hidup.
Minggu-minggu ini adalah hari yang sibuk untuk momo dan reki. Pasalnya,
mereka berdua tengah menyiapkan pesta pertunangan,
sebelum menikah pada akhir bulan depan.
Sore itu, reki dan momo duduk di taman rumah reki sambil sibuk memberi label nama pada kertas undangan yang tengah mereka siapkan.
Mereka berdua nampak mesra dan bahagia.
Di tengah kehangatan itu,
tiba-tiba, seorang laki-laki masuk ke dalam rumah reki dan mengagetkan mereka berdua.
"Rek..." ujarnya.
Reki dan Momo menoleh ke arah suara itu.
"Giii..." ujar reki kaget melihat regi yang telah berdiri di ambang pintu rumahnya.
"Ternyata ini maksud kamu?" Ujarnya.
"Kamu memanfaatkan kesempatan ini untuk memiliki Momo. Ya kan?"
"Gii..."
"Aku sudah menduga dari awal, rek! Kalau kamu sebenarnya mencintai Momo.
Kamu... Kamu munafik! Penghianat!"
"Lo yang membuat gue jadi munafik! Lo yang ngebuat gue jadi penghianat! Iya, lo emang bener, gii! Gue emang udah suka sama Momo sejak 4 tahun yang lalu.
Tapi asal lo tau, gii Gue udah sempet merelakan Momo sepenuhnya buat lo.
Tapi apa? Apa yang lo perbuat ke dia? Lo udah ngancurin hati Momo gii
 Dan lo nggak pantes lagi jadi pacar dia!" Reki mulai naik darah.
Regi tercekat mendengar kata-kata reki.
Regi menatap reki dengan tajam.
"Rek... Udah rek.. Cukup!" ujar Momo menahan reki.
"Satu lagi gii.
Gue tuh pantes banget jadi pacar dia.
Tau kenapa? Karena gue nggak stupid kaya lo! Gue akan bahagiain dia dengan kebahagiaan yang nggak pernah bisa lo kasih ke dia!"
BUGGGGGGGHHHHH! Tiba-tiba regi mendaratkan pukulannya ke wajah reki.
Reki tersungkur ke tanah.
"Rekiiii!" Momo histeris.
Reki hanya tersenyum licik sambil mengusap darah di bibirnya.
"Gii Apa yang kamu lakuin? Cukup gii" Ujar Momo.
"Asal kamu tau, rek! Pertunanganku sudah di batalkan! Aku bertunangan hanya untuk melancarkan bisnis keluargaku! Bukan karena cinta.
Karena itulah aku memutuskan untuk mengakhiri pertunanganku dengan memey.
Aku pikir, kembali kesini bisa memperbaiki semuanya! Tapi ternyata...."
"Lo pikir, dengan membatalkan pertunangan lo, sakit yang ada di hati Momo akan hilang begitu aja? Lo pikir, dengan membatalkan pertunangan lo,
 momo akan menerima lo kembali? JUST IN YOUR DREAM!!" Ujar reki sambil mendorong tubuh regi.
BUUUGGGGHH! Regi kembali mendaratkan pukulannya ke wajah reki.
"Gii!!!! Enough giiii!! Enough!! Please...." ujar Momo sambil membantu reki bangun.
"Lo nggak papa rek? Ada yang sakit?" tanya Momo. Reki menggeleng.
 Momo menatap regi.
Air matanya mulai mengalir melihat dua orang yang disayanginya ini berkelahi.
Sebenarnya Momo masih sangat mencintai regi. Bagaimanapun juga,
Regi adalah orang pertama yang mampu menggetarkan hatinya dan membuatnya untuk pertama kalinya menerima seorang laki-laki di kehidupannya.
Momo kemudian memandang reki.
Laki-laki yang selama ini sangat baik kepadanya. Laki-laki yang selalu ada saat ia sedang membutuhkan seseorang.
Laki-laki yang sangat mencintainya.
Laki-laki yang mungkin tidak punya lagi banyak waktu untuk mencintainya.
Saat itu juga, Momo langsung mengambil keputusan. Momo kemudian mendekati regi.
"Momo... Please... Terima aku kembali.
Kita bisa mulai semuanya dari awal.
Aku mohon." Regi menghiba.
"Sorry gii..." Ujar Momo yang suaranya mulai tersekat.
Ia lalu mengambil sebuah kertas undangan pertunangannya di atas meja.
"Keputusan aku udah bulat.
Aku akan bertunangan dengan reki.
Dan tolong hargai keputusanku.
Ini, undangan buat kamu.
Terserah kamu mau dateng apa nggak.
Yang penting aku mau,
kita masih bisa tetap berhubungan baik." ujar Momo.
"Lebih baik, kamu sekarang pergi dari sini, gii." lanjutnya. Regi mulai berkaca-kaca.
Saat itu ia merasa tak punya lagi harapan untuk memiliki Momo.
"T-tapi... Moo aku sangat mencintai kamu. Aku... Aku hanya mau kamu."
"Rek, kalo gitu, kita aja yang pergi dari sini. Ayo..." ujar Momo sambil menarik tangan reki keluar rumah.
Regi terpaku disana.
Ia tidak tau lagi harus berbuat apa untuk meyakinkan Momo bahwa ia masih sangat mencintainya.
Kali ini, regi sudah benar-benar menyerah.
Menyerah untuk mendapatkan cinta yang diidam-idamkannya.

***

Hari berganti hari.
Pertunangan reki dan Momo pun segera di laksanakan.
Entah kenapa, hari itu Momo sangat gelisah. Semenjak regi datang beberapa hari yang lalu, ia memang sedikit ragu akan keputusannya.
Apalagi pertunangannya sudah di depan mata, tapi seperti masih ada yang mengganjal di hatinya.
Tapi ia tau,
ia tidak boleh merasa seperti itu. Ia sudah mengambil keputusan,
dan mau tidak mau, ia harus melakukannya.
Reki pun bisa merasakan hal itu. Ia tau, Momo kurang bahagia atas pertunangan mereka.
Ia juga sadar, bahwa sampai kapanpun ia tak akan bisa menggantikan regi di hati Momo.
Saat itu pun tiba.
Saat dimana reki dan Momo akan terikat pada hubungan yang lebih dalam.
Tamu-tamu sudah ramai berdatangan.
Reki dan Momo,
ditemani kedua orang tua Momo sudah berdiri disana untuk melangsungkan prosesi tukar cincin. Namun hati Momo semakin ragu untuk menjalani ini semua.
Wajahnya terlihat kurang bersemangat.
Reki memandang gadis itu.
"Kalo lo nggak bahagia dengan ini semua, kita bisa batalin sekarang." bisik reki pada Momo.
"Lo apaan sih, rek? Gue bahagia kok." ujar Momo berbohong.
Reki hanya tersenyum walaupun ia benar-benar tidak menemukan kebahagiaan dan cinta di mata Momo.
"Ayo, rek.
Masukin cincinnya ke jari Momo." ujar cebong. Reki mengangguk.
Ia kemudian bersiap untuk memasukkan cincin ke jari Momo.
Tapi saat itu, ia melihat regi berdiri disana dan sedang memandang mereka.
Momo pun melihat keberadaan regi disana.
 Regi yang terlihat sangat hancur dengan acara pertunangan ini.
Tak lama setelah itu,
Regi berbalik badan dan berniat pergi dari sana.
"Tungguh regii!" Ujar reki menahan regi.
Regi pun menghentikan langkahnya.
Semua orang disana terdiam melihat perbuatan reki.
"Rek, lo mau apa?" Ujar Momo.
"Kalo alasan lo mau tunangan sama gue karena gue selalu baik sama lo atau karena gue lagi sakit keras, gue nggak bisa melanjutkan acara ini, Moo."
"Maksud lo apa sih? Gue nggak..."
"Gue tau lo nggak cinta sama gue.
Gue nggak bisa menemukan cinta di mata lo.
Gue hanya bisa menemukan cinta di mata lo ketika lo sedang bersama regi."
"Rek..."
"Maaf, semuanya. Saya tidak bisa melanjutkan pertunangan ini.
" ujar reki.
Semuanya terkejut dengan kata-kata reki.
Cebong pun berbalik badan menghadap kereki sambil mendelik kaget.
"Rek, apa maksud lo? Lo mau mainin adek gue?" Ujar cebong mulai emosi.
"Sorry.
Saya tidak bisa melanjutkan pertunangan ini, karena saya tau,
bukan saya yang di cintai oleh Momo.
Jika saya meneruskan pertunangan ini,
saya akan hanya akan menjadi orang yang paling kejam.
Karena saya telah menghancurkan hati dua orang yang sangat saya sayangi.
Regii..." Reki berjalan mendekati regi.
"Rek... Ini semua..."
"Regi, gue tau, Momo nggak pernah mencintai gue. Dia cuma cinta sama lo.
Dan gue yakin,
lo juga cinta sama Momo.
Ya kan?" ujar reki.
Regi mengangguk pelan.
"Tapi rek..."
"Ayo, gii.
Sekarang lo harus masukin cincin ini, ke jari Momo." Ujar reki sambil memberikan cincin di tangannya kepada regi.
Regi mulai berkaca-kaca.
Ia lalu memeluk reki erat.
"Thank you, rek. Thank you."
"Sorry about everythings, man!" ujar reki.
"Aku yang harusnya minta maaf, rek." ujar regi.
"It's okay, man. It's okay." ujar reki.
 Reki lalu merangkul regi dan menemaninya berjalan melewati karpet merah menuju ke tempat Momo, yang sedang berdiri disana dengan air mata dan senyumnya yang merekah.
Regi berdiri di dekat Momo dan menatap gadis yang sangat dicintainya itu dalam-dalam.
"Kamu mau menerima aku kembali kan, Mmomo?" tanya regi.
Momo mengangguk kencang.
Regi tersenyum lebar lalu memasukkan cincin ke dalam jari Momo,
kemudian Momo juga memasukkan cincin ke dalam jari regi.
Riuh tepuk tangan para tamu menggema di ruangan tersebut.
Regi memeluk Momo dengan erat.
Momo memandang reki yang berdiri di sebelah cebong.
Ia bertepuk tangan paling kencang disana dengan senyumnya yang khas.
Tidak terlihat penderitaan apapun di matanya. Reki telah benar-benar ikhlas melepaskan Momo.
Karena setidaknya ia tau, Momo telah berada di tangan yang tepat.

***

"Rekiiiiiii!!!!" tiba-tiba cebong berteriak kencang. Semua orang disana menoleh ke arah cebong. Disana reki tergeletak dengan darah di hidungnya.
"Aaaaaaahhhh... S-sssaaaakiiiitt!!!!" Rintih reki sambil menjambak rambutnya.
"Rekii..." Momo dan regi berlari menghampiri reki.
"Rek, lo kenapa rek? Rekiii!!" Tangis momo pecah seketika.
"Aaaaaahh... Kepala gue.... Kepala gue sakit banget, Moo! Aaaaahh!"
"Bang cebong... Bang,
kita harus bawa reki ke rumah sakit."
"Reki Bertahan ya! Kita akan bawa kamu ke rumah sakit! Bong, bantu aku bawa reki ke mobil, ya?"
 ujar regi sambil mencoba mengangkat tubuh reki.
 Namun reki menahan tangan regi.
"Giii, wait..."
"Ada apa rek? Kamu mau bilang apa?"
"Gue... Gue bahagia banget... Ngeliat lo sama Momo bisa bersatu.
Ma-Maafin gue, giii! M-mungkin... Gue nggak bisa... Nemenin lo ketika lo nikah... Sama Momo nantinya."
"Nggak rek.
Kamu pasti bisa nemenin kami waktu kami nikah nanti.
Kamu pasti bisa bertahan!"
"Sorry, giii. I can't. Waktu gue udah habis sekarang. S-sorry..."
"Nggak... Nggak rek..."
"Sekarang... Wujudin impian gue. Kalian berdua... Bahagialah selamanya, ya."
"Rekii..."
"Mooo... Gue kedinginan..." Ujar reki.
Momo langsung memeluk tubuh
Reki yang sudah lemas.
"Nggak papa.
 Gue disini.
Gue bakal meluk lo biar lo nggak kedinginan. Oke?" Ujar Momo sambil mengusap punggung reki.
"Y-you know what, Moo... You are my endless love. Gue nggak akan pernah berhenti mencintai lo. Okey? Thank you for everythings."
 Momo mengangguk kencang sambil terus menangis.
"I love you, Moo."
"Gue juga sayang sama lo, rek.
Lo sahabat terbaik gue." Tiba-tiba tangan reki jatuh dan lemas seketika.
"Rek....rekiiii..." Regi menggoyang-goyangkan tubuh reki.
Cebong dengan sigap memeriksa denyut nadi reki.
"Giii.." ujar cebong  -.-" ,
kemudian cebong menggeleng.
ReGii dan momo langsung histeris sambil memeluk tubuh reki yang sudah tak bernafas.

***

Siang itu, prosesi pemakaman reki dilangsungkan. Momo masih diselimuti duka yang mendalam akibat kepergian sahabatnya itu.
Disana juga terlihat regi dan cebong yang berdiri tegar dengan kacamata hitamnya.
Regi masih setia memeluk tubuh momo dan menenangkannya.
Cebong sesekali membuka kacamata hitamnya dan mengusap air mata yang membendung di kelopak matanya.
Mereka semua tau, reki meninggal dengan bahagia. Meski awalnya Momo menyesal karena ia tidak bisa membalas perasaan reki kepadanya,
tetapi pada akhirnya Momo sadar,
bahwa semua keadaan ini adalah keinginan reki. Reki ingin ia dan regi bahagia selamanya.
Dan ia berjanji akan mewujudkan hal itu.
Beberapa bulan kemudian,
Merela pun menikah.
Mereka bersyukur, karena mereka di pertemukan dan disatukan oleh reki,
merupakan malaikat tak bersayap bagi mereka, karena kebaikannya.
Jika bukan karena reki,
semua kebahagiaan ini tidak akan pernah terjadi. Mereka berdua berjanji di atas pusara reki,
bahwa mereka berdua akan bahagia selamanya, seperti impian reki.


THE END